Mataram (ANTARA) - Dunia pariwisata di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, saat ini kembali bergairah setelah hampir dua tahun terpuruk oleh pandemi COVID-19.

Ajang World Superbike (WSBK) yang digelar pada November 2021, disusul MotoGP pada Maret 2022 hingga tak terasa gelaran WSBK akan digelar kembali pada November 2022. 

Denyut bangkitnya pariwisata itu akan terasa bagi warga Lombok. Denyut itu erasa sampai ke segala lapisan, baik dari pengusaha hotel, sektor usaha makro kecil menengah (UMKM) sampai desa wisata. Sebuah kebangkitan yang bukan hanya dirasakan kelompok kecil, tapi luas.

Tanda kebangkitan itu ditambah dengan kehadiran kapal cepat dari Bali ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah. Sebelumnya kapal cepat juga beroperasi dari Senggigi, Lombok Barat, menuju Bali (PP) serta Bangsal, Lombok Utara, menuju Bali (PP).

"Dalam sehari penyeberangan dari Sanur, Bali, ke Lombok kami bisa angkut sampai 150 orang. Total selama lima harus sudah sampai 570 orang. Jadi tinggi sekali," kata salah satu pengusaha kapal cepat asal Bali, J-Trip, Putu Suciawan.

Hal itu angka yang lumayan tinggi sejak hampir sepekannya pengoperasian kapal cepat tersebut. Tingginya permintaan wisatawan dari Bali ke Mandalika ini karena, selain mereka datang liburan ke Bali, para wisatawan ini juga sudah menjadwalkan untuk liburan ke Lombok, salah satunya Mandalika.

Jadi, selain ke tiga gili (Trawangan, Meno dan Air) mereka juga sudah membuat rencana untuk liburan ke Mandalika, sebagai salah satu tujuan wisata favorit. Tapi ini bukan karena di Mandalika ada sirkuit. Mereka sudah menganggap Mandalika itu terkenal karena ada wisata menyelam.

"Mereka (wisatawan) ini juga sebetulnya mau menyeberang dari Bali ke Lombok melalui Lembar terus tujuan Mandalika. Tapi karena tahu ada tujuan langsung Mandalika, maka mereka pilih langsung aja daripada harus pakai jalur darat lagi ke Mandalika," ujarnya.

Karena masih promosi harga tiket yang ditawarkan per orang atau wisatawan dari Bali ke Mandalika dikenakan biaya Rp450 ribu. Untuk rute, Sanur, Nusa Penida di Bali, kemudian Mandalika, Lombok.

Harga Rp450 ribu ini masih promosi dan kalau sudah lewat promosi kita tawarkan Rp750 ribu. Tapi kita juga masih melihat kondisinya seperti apa nanti, ujar Putu Suciawan.

Meski menggunakan pesawat lebih cepat dari Bali ke Lombok, tetapi banyak waktu yang dihabiskan untuk menunggu di bandara, baik saat keberangkatan maupun kedatangan, sehingga wisatawan lebih banyak memilih kapal cepat ke Lombok.

Jarak tempuh-nya cuman 2,5 jam. Terus mudah dan cepat, sehingga banyak peminatnya.

Dampak dari kapal cepat tersebut diakui oleh Kepala Dinas Pariwisata Lombok Tengah H Lendek Jayadi yang menyambut baik kehadiran penyeberangan kapal cepat Bali-Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika karena bisa meningkatkan kunjungan wisatawan.

Semenjak dibuka lima hari yang lalu perekonomian warga lokal menjadi terdampak dan mendongkrak kunjungan wisatawan.

Atas kehadiran rute baru kapal cepat tersebut dipastikan dapat menjadi peluang bagi para pelaku wisata untuk meningkatkan kunjungan wisatawan serta mempercepat arus transportasi kunjungan.

Sementara itu, jumlah wisatawan yang datang menggunakan kapal cepat dari Sanur ke Lombok itu sekitar 50 orang per hari, yang memperlihatkan peminatan rute yang cukup tinggi.

Peluang ini juga harus dijadikan sebagai media komunikasi para pihak. Karena tempat itu (Dermaga,red) adalah kawasan yang dimiliki pengembang yakni ITDC.

Diharapkan kehadiran kapal cepat ini tidak menimbulkan dampak yang bersinggungan dan menimbulkan persoalan, serta menjadi titik baru dalam pengembangan pariwisata.

Termasuk harus terus membenahi infrastruktur pendukung keberadaan kapal cepat ini.

Dampak langsung dari kehadiran kapal cepat ini adalah kesadaran masyarakat yang meningkat, sehingga mereka melakukan pembenahan lingkungan yang menjadi lokasi bersandar kapal cepat ini.

Karena memang warga menyadari adanya dampak ekonomi yang besar dengan adanya wisatawan yang datang dari kapal cepat ini. Karena ketika ada dampak ekonomi, maka pasti masyarakat memiliki kesadaran.

Hal senada dikatakan Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana yang menyebutkan pembukaan rute penyeberangan Lombok-Bali pulang pergi (PP) dengan menggunakan kapal cepat, terbuka peluang untuk menghidupkan dunia parisiwata sekaligus peningkatan ekonomi masyarakat.

Terobosan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat bisa berdampak pada pertumbuhan ekonomi daerah setempat, termasuk Mataram sebagai ibu kota provinsi.

Terkait dengan itulah, Mataram terus berbenah seiring pertumbuhan dan perkembangan kota serta memenuhi keinginan masyarakat agar kota menjadi ruang yang memberikan kebahagiaan bagi keluarga.

Semuanya harus adaptif dengan perubahan ini. Karena itu kebijakan pembukaan rute baru Lombok-Bali, juga harus disiapkan apa yang bisa dilakukan dengan potensi yang ada.

Kita menyakini, dengan kondisi daerah yang aman, nyaman, stabil, serta masyarakat adaptif dengan berbagai perubahan bisa memancing para investor untuk berinvestasi di daerah itu. Dengan demikian, itu bisa menjadi ruang yang menjanjikan bagi para pelaku usaha di berbagai bidang.

Pemerintah Kabupaten Lombok Barat sendiri menegaskan pembukaan rute kapal cepat dari Lombok ke Bali dan sebaliknya sebagai upaya pengembangan sektor pariwisata dan peningkatan kunjungan turis.

Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid di Kabupaten Lombok Barat menyebutkan pembukaan kapal cepat itu untuk memberikan alternatif tambahan objek wisata terhadap wisatawan.

Tujuan pembukaan rute kapal cepat tersebut untuk kembali memberikan alternatif tambahan objek wisata terhadap wisatawan dan menjual keindahan gili-gili yang ada di kawasan Sekotong, baik karangnya maupun sensasi yang diberikan.

Terlepas dari itu semua, dengan semakin banyaknya pilihan trip kapal cepat dari Bali menuju Lombok tersebut bisa menjadi "alarm" bangkitnya kembali dunia pariwisata di Pulau Lombok.

 

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2022