Tarakan (ANTARA) - TNI Angkatan Darat bersama Infantry Brigade Tentera Darat Malaysia melaksanakan Latihan Bersama Kekar Malindo 45AB/2022 di Tarakan, Kalimantan Utara selama seminggu.

"Tadi kita lihat bersama sama, prajurit yang ikut dalam latihan ini dari kami jumlahnya ada 175 orang dan dari Malaysia sebanyak 120 orang," kata Panglima Kodam VI/Mulawarman, Mayor Jenderal TNI Tri Budi Utomo, di Markas Batalyon Infanteri Raider 613 Raja Alam, Tarakan, Senin, usai menutup Latma Kekar Malindo 45AB. 

Baca juga: Kasad menutup latihan gabungan Safkar Indopura-34/2022

Selain itu, pengawas lima orang dari Malaysia serta pendukung dari kami 100 orang jadi hampir 400 orang yang terlibat dalam kegiatan latihan bersama ini.

Dalam latihan bersama tersebut ada beberapa materi bersama yang dilatihkan dan sudah dilaksanakan dengan baik antara lain bagaimana pengambilan keputusan dengan dilaksanakan oleh komandan dan staf.

Baca juga: Ikut Latgabut, ratusan peterjun TNI AD terbang di langit Lombok Tengah

Selanjutnya latihan teknik dan taktik bertempur, lalu latihan pertolongan dalam evakuasi dalam keadaan peperangan, serta latihan menembak bersama.

"Latihan ini bertujuan salah satunya meningkatkan profesionalisme prajurit di masing masing negara dari TNI AD dan TNI Angkatan Darat Diraja Malaysia," kata dia. 

Pada kegiatan ini intinya bagaimana meningkatkan persahabatan diantara kedua negara ini dan akan terwujud pada saat melaksanakan penugasan bersama di perbatasan.

Baca juga: Latihan Super Garuda Shield 2022 di Sumsel resmi ditutup

Harapannya melalui kegiatan latihan bersama dan penugasan bersama di perbatasan kedua negara Indonesia dan Malaysia selalu stabil tidak ada permusuhan.

Pangdam menambahkan, latihan ini sudah dilaksanakan selama 45 kali, 23 kali di Indonesia dan 22 kali di Malaysia, diharapkan latihan terus berjalan dan tentunya jumlah prajurit dapat lebih diperbanyak.

Baca juga: Andika sebut Super Garuda Shield investasi masa depan

Sementara itu, Commander Of 13Th Infantry Brigade Tentera Darat Malaysia, Brigadir Jenderal Suhaimi, mengatakan, latihan gabungan ini sudah dilaksanakan sebanyak 45 kali dan ke depan perlu berevolusi, perlu bertambah baik dari segi apa yang dibuat.

"Kita tidak mau latihan seperti ini dibuat 45 kali dengan hal yang sama. Kita perlu berevolusi, dan saya akan berbincang dengan bapak Kodam yang punya Markas Besar ke arah yang lebih kompleks," kata dia. 

Baca juga: TNI bagikan sembako untuk warga ring satu Latihan Super Garuda Shield

Menurut dia, ancaman yang dihadapi saat ini bukan ancaman kedua negara bermusuhan tetapi lebih ke ancaman kecil seperti terorisme atau masalah yang mengganggu kedaulatan kedua negara.

"Yang kita hadapi bukan lagi peperangan konvensional tapi lebih dari itu, kita coba menghalang atau kontra kontijensi yang lebih relevan, terlebih di perbatasan antara kedua negara," tegasnya.

Suhaimi mengatakan meski baru pertama kali datang ke Tarakan namun ia sangat bangga melihat langsung latihan bersama ini.
 

Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2022