Jakarta (ANTARA) - Pemuda asal Papua Stephen Irianto Wally menjadi pemenang pertama Lomba Cipta Lagu Anak-Anak Berbahasa Daerah yang digelar Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) lewat program Merajut Indonesia Melalui Digitalisasi Aksara Nusantara (Mimdan).

Baca juga: Kemendikbud dan KITA Indonesia gelar lomba nyanyi dan cipta lagu anak

Lewat lagu berjudul "Rakhena Nda Khanine" yang syairnya berbahasa Sentani-Melayu itu, Stephen Irianto berhak mendapatkan hadiah uang tunai senilai Rp100 juta serta tropi dari Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan PANDI.

Ketua Bidang Pengembangan Usaha, Pemasaran, dan Kerjasama PANDI Heru Nugroho, dalam pernyataannya Senin mengatakan, perlombaan ini diharapkan dapat memperluas gaung keberadaan budaya yang berkaitan dengan aksara Nusantara di Indonesia dan sebagai salah satu bentuk pemajuan kebudayaan Indonesia secara umum yang kini beradaptasi di dunia digital.

"Terima kasih Mas Eka Gustiwarna dan Mba Tiara Andini atas partisipasinya sebagai juri Lomba Cipta Lagu Anak Berbahasa Daerah yang akhirnya melahirkan salah satu karya berjudul 'Rakhena Nda Khanine' sebagai karya terbaik dari 10 karya yang terpilih menjadi finalis," katanya.

Baca juga: Cerita RAN aransemen "Selamat Pagi" untuk "Kulari Ke Pantai"

Mengutip pernyataan juri, Heru mengatakan bahwa semua karya yang berhasil mencapai tahapan final merupakan yang terbaik dari 149 karya yang masuk dan diterima panitia yang berdatangan dari 26 Provinsi di Indonesia.

"Selamat kepada Stephen I Wally, pemuda asal Papua yang berhasil meraih hadiah 100 juta rupiah," katanya.

Minimnya karya-karya lagu baru berbahasa daerah yang diciptakan untuk anak-anak mendorong PANDI menyelenggarakan Lomba Cipta Lagu Anak-anak Bahasa Daerah. Menurut Heru, usia kanak-kanak merupakan masa yang paling efektif untuk memperkenalkan bahasa ibu dan budaya asli sehingga tertanam kecintaan terhadap Indonesia dan kebinekaan.

Lomba ini diselenggarakan oleh PANDI melalui program Merajut Indonesia melalui Digitalisasi Aksara Nusantara dan didukung oleh Kemenko PMK sebagai wadah apresiasi dan ekspresi dari pelaku seni untuk turut berpartisipasi menggunakan musik sebagai salah satu media utama mengembangkan wawasan budaya.

"Harapannya lomba ini bisa menumbuhkan kecintaan anak-anak terhadap bahasa daerah melalui seni musik serta dapat mengembangkan lagu-lagu bahasa daerah terutama lagu untuk anak-anak," kata Heru menambahkan.

Pada grand final yang menilai 10 finalis, juri yang terdiri dari Tiara Andini dan Eka Gustiwana melakukan penjurian dari aspek lirik (bahasa, kualitas suara, serta musikalitas lagu.

Pendaftar lomba ini mencapai hampir 500 orang, dengan keseluruhan menyisakan 149 peserta yang berhasil mengunggah karya ke situs resmi lomba lagu.merajutindonesia.id.


Baca juga: Insan kreatif diajak edukasi masyarakat lewat Lomba Cipta Lagu Corona

Baca juga: Mendikbudristek: Lagu anak berpengaruh pada tumbuh kembang anak

Baca juga: 10 lagu Batak meriahkan "Grand Final Lomba Cipta Lagu Batak Nasional"

Pewarta: Suryanto
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022