Sangat betul P5 penting untuk bonus demografi. Kita harus hati-hati karena yang akan menjadi generasi (pemangku kepentingan) di sana itu adalah adik-adik (pelajar) sekarang ini
Jakarta (ANTARA) - Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Penguatan Karakter Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Hendarman menekankan pentingnya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) karena akan sangat mempengaruhi bonus demografi Indonesia tahun 2045.

"Sangat betul P5 penting untuk bonus demografi. Kita harus hati-hati karena yang akan menjadi generasi (pemangku kepentingan) di sana itu adalah adik-adik (pelajar) sekarang ini. Untuk itu kalau kita tidak memiliki karakter (profil pelajar Pancasila), kita akan menghadapi kekosongan," katanya dalam acara "Sapa Peserta Didik SMK: Cintai Negeri, Jadilah Pahlawan Masa Kini" yang digelar daring, dan diikuti di Jakarta, Senin.

Ia menjelaskan profil pelajar Pancasila yang dimaksud terdiri atas enam karakter yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

Menurutnya, keenam karakter tersebut harus dipenuhi oleh pelajar saat ini. Jika tidak, Indonesia dikhawatirkan tidak akan mampu memaksimalkan bonus demografi yang ada dan malah menyebabkan berbagai kendala.

"Jadi, kalau misalnya kita tidak kritis, apa yang akan terjadi? Jangan-jangan kita mudah dibohongi dan kita malas mencari informasi. padahal itulah kuncinya untuk dapat ke sana," kaanya.

Contoh lain, lanjut dia, jika bangsa Indonesia tidak mampu bergotong royong maka yang akan terjadi di masa depan adalah perpecahan.

"Ingat, bangsa ini dari Pancasila itu intinya adalah gotong royong. Jadi kalau kita tidak mampu bergotong royong, akan terjadi perpecahan. Bayangkan kalau terjadi perpecahan ketika terjadi bonus demografi," katanya.

Untuk itu, ia mengajak generasi muda termasuk siswa sekolah, guru, kepala sekolah, orang tua, dan seluruh lapisan masyarakat lainnya untuk bersama-sama bergerak menggencarkan P5.

"Orang tua juga ini perlu dilibatkan dan masyarakat supaya kita bisa bersama-sama, jalan maju, bergerak, menjadikan sebuah gerakan dari P5 ini. Inilah intinya agar kita siap ke depan menjadikan Indonesia lebih jaya," demikian Hendarman.


Baca juga: Kemendikbud: SMK Pusat Keunggulan antisipasi bonus demografi

Baca juga: Mendikbud tegaskan keterampilan siswa syarat daya saing

Baca juga: Hadapi bonus demografi, Kemenaker perkuat vokasi di BLK Komunitas

Baca juga: Kualitas sumber daya manusia jadi tantangan utama bonus demografi

Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022