Jakarta (ANTARA) - Universitas Negeri Jakarta (UNJ) melakukan wisuda sebanyak 2.665 lulusan secara luring yang berasal dari program ahli madya (D3), sarjana (S1), magister (S2), hingga doktoral (S3) pada wisuda semester 116 tahun akademik 2021/2022.

"Dunia pendidikan, khususnya UNJ sudah seyogyanya mampu mentransformasikan keunggulannya untuk dapat diterapkan di masyarakat, menyelesaikan segala permasalahan sosial dan pembangunan nasional. Apalagi mengingat tahun depan, dunia diprediksi akan mengalami resesi, " ujar Ketua Dewan Penyantun UNJ, Jenderal (Purn) Dr Wiranto, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu.

Baca juga: UNJ mewisuda virtual sebanyak 3.069 lulusan

Dalam pidato kunci yang berjudul “Peran Cendekiawan Membangun Optimisme Dalam Menghadapi Masa Depan yang Semakin Sulit Diprediksi", Wiranto mengajak para pemangku kepentingan untuk berkolaborasi dalam menghadapi masa depan yang semakin sulit diperkirakan ini.

Rektor UNJ, Prof Komarudin, mengatakan bahwa UNJ harus memiliki daya lenting dan eklektik agar mampu bertransformasi dan beradaptasi untuk terus menjaga asa menjadi perguruan tinggi unggulan dan solutif bagi pembangunan nasional, bahkan dunia.

Baca juga: Kemarin, Nikita Mirzani hingga perkembangan COVID-19 Jakarta

Untuk menjadi perguruan tinggi yang bereputasi dan berkontribusi signifikan bagi pembangunan bangsa, segenap civitas akademika UNJ harus mempunyai cita – cita dan pandangan yang jauh ke depan.

"Civitas akademika UNJ diharapkan berperan aktif dalam mengembangkan keilmuan dan menerapkan keilmuannya di masyarakat. Lebih dari itu, ketokohan dosen/pakar/ahli pendidikan dari UNJ harus dikenal dan menjadi representasi nasional. Seperti halnya ketokohan para pendiri UNJ, salah satu contohnya Prof Conny R Semiawan. Ia merupakan rektor perempuan pertama di Indonesia," kata Komarudin.

Baca juga: Wisuda virtual, UNJ targetkan berperan untuk Indonesia hingga dunia

Dalam kesempatan itu, dia berpesan kepada para wisudawan bahwa tugas pendidikan sesungguhnya adalah membangun keteladanan dan kebijaksanaan, di samping keunggulan intelektualitas. Selanjutnya membangun kesadaran kritis untuk membebaskan diri, masyarakat, bangsa, negara, dan dunia dari ketidak berdayaan, dari segara problem pembangunan. Untuk itulah, seorang sarjana harus hadir dan merefleksikan ilmunya untuk kebermanfaatan orang banyak, kebermanfaatan pada bangsa dan negara.

“Semoga saudara sekalian dapat berkiprah dan berkontribusi bagi pembangunan nasional, baik di lingkungan masyarakat, bangsa, negara, bahkan dunia. Utamanya, dalam rangka mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat,” harap Komarudin. ***3***

Baca juga: UNJ gunakan robot pengganti mahasiswa dalam prosesi wisuda 2019/2020
Baca juga: UNJ mewisuda 2.809 lulusan

Pewarta: Indriani
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2022