Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi I DPR RI Christina Aryani bekerja sama dengan TVRI meluncurkan sebuah film dokumenter tentang perdagangan orang, bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan 10 November 2022.

"Film dokumenter ini hadir untuk membangun kesadaran masyarakat tentang isu yang tidak boleh dianggap sepele. Film ini menggunakan pendekatan korban sehingga kita bisa menampilkan fakta masalah kemanusiaan yang ditimbulkan perdagangan orang," kata Christina di Jakarta, Kamis.

Film berjudul "Mencari Kehidupan" tersebut, tayang perdana di TVRI Kamis, 10 November 2022 Pukul 21.00 WIB.

Baca juga: Mencegah pekerja RI jadi korban perdagangan manusia di Sarawak

Baca juga: LSM laporkan dugaan perdagangan orang terhadap 17 anak dari Sumba NTT


Christina menjelaskan film tersebut merupakan bentuk komitmennya untuk memberikan edukasi kepada masyarakat sehingga tidak lagi terjebak dan menjadi korban tindak pidana perdagangan orang.

Menurut dia, dirinya menemukan banyak kasus perdagangan orang sehingga pada akhirnya muncul kesimpulan bahwa edukasi masyarakat menjadi hal yang sangat penting.

"Orang trauma, cacat, tidak berdaya bahkan sampai harus kehilangan nyawa. Ini kita sampaikan pada masyarakat supaya menjadi kesadaran bersama untuk diperangi," ujarnya.

Dia menjelaskan berdasarkan hasil pengamatannya terutama saat menemui para pegiat anti-perdagangan orang, ada beberapa praktik perdagangan orang yang harus segera diberantas.

Menurut dia, praktik perdagangan orang tersebut seperti kasus pemberangkatan dan pemulangan pekerja migran non-prosedural ke luar negeri, beberapa yang terlibat kecelakaan laut karena memilih jalur pemberangkatan penuh risiko.

"Diperlukan upaya komprehensif agar praktik perdagangan orang bisa segera diberantas," ucapnya.

Baca juga: Polri tegaskan penindakan TPPO perlu kerja sama

Baca juga: Menkopolhukam: Amerika sebut RI jadi negara tujuan dan transit TPPO


Christina mengaku optimis praktik perdagangan orang bisa diatasi apabila masyarakat Indonesia semakin sadar, memiliki informasi yang cukup, tidak mudah "termakan" iklan lowongan kerja di media sosial, dan upaya pemerintah yang maksimal.

Selain itu dia mengatakan inisiatifnya membuat film dokumenter tersebut sebagai langkah kecil yang dipersembahkan nya untuk para korban dan berharap tidak ada lagi korban-korban lain di masa yang akan datang.

"Maka konteks pahlawan bagi saya hari ini adalah mereka, para penyintas yang pantas kita hormati perjuangannya dan muliakan martabatnya," tuturnya.

Dia meyakini langkahnya tersebut mampu membawa perubahan positif bagi masyarakat dan pemerintah mampu mengambil langkah yang tepat dan benar dalam mengatasi persoalan perdagangan manusia.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2022