Bali (ANTARA) - Dalam merealisasikan langkah-langkah strategis The Business 20 (B20), Task Force Energy, Sustainability and Climate, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) menyepakati kontrak proyek pembangunan Lumut Balai Unit 2 Geothermal FCRS & Power Plant milik PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), sebagai kontraktor yang tergabung dalam konsorsium bersama dengan Mitsubishi Corporation dan SEPCOIII Electric Power Construction Co., Ltd., pada Jumat (11/11).

Acara penandatanganan kontrak proyek Lumut Balai Unit 2 yang ditandatangani oleh Direktur Operasi II WIKA, Harum Akhmad Zuhdi beserta representatif dari Mitsubishi Corporation dan SEPCOIII Electric Power Construction Co., Ltd., menjadi salah satu rangkaian dari mata acara B20 pada sesi Joint Opening Net Zero Summit and B20 Investment Forum.

ANTARA/WIKA

ANTARA/WIKA

Sejalan dengan salah satu fokus WIKA dalam merealisasikan target pemerintah untuk net zero emission, Direktur Operasi II, Harum Akhmad Zuhdi mengungkapkan harapan dan kepercayaannya dalam meningkatkan pemanfaatan potensi energi terbarukan.

“Keterlibatan WIKA sebagai Konsorsium EPC untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Lumut Balai 2 menunjukkan konsistensi dalam mendukung program pemerintah menggalakkan dekarbonisasi, sekaligus menjadi smart portfolio atas kompetensi kami dalam meraih proyek-proyek EBT sejenis ke depannya, kesepakatan ini menjadi bukti atas komitmen WIKA untuk mewujudkan target baruan Energi Baru Terbarukan 23% di Indonesia pada tahun 2025 mendatang,” ungkapnya.

Proyek Lumut Balai Unit 2 yang terletak di Lumut Balai dan Margabanyur, Sumatera Selatan ini merupakan pengembangan dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lumut Balai Unit 1 yang telah sukses dirampungkan oleh WIKA selaku kontraktor pada pekerjaan sipil Geothermal Power Plant (GPP) pada tahun 2019 silam.

Sementara pada kesepakatan PLTP Lumut Balai unit 2 dengan kapasitas sebesar 55 MW ini, WIKA bertanggung jawab pada lingkup pekerjaan Sipil PLTP dan pekerjaan sipil EPC pada koridor pipa uap Fluid Collection and Reinjection System (FCRS).

Lebih lanjut, PLTP menjadi solusi dalam mengatasi dampak perubahan iklim yang cukup signifikan, untuk menyediakan akses energi bersih dan ramah lingkungan yang andal dan terjangkau bagi masyarakat. Kawasannya yang berpotensi menyimpan panas bumi yang cukup besar, mampu dimanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dengan memanfaatkan steam dari panas bumi untuk menggerakkan Turbine yang akan menghasilkan listrik melalui production well, yang terus berlanjut hingga melahirkan siklus renewable energy.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2022