Jakarta (ANTARA) - Kelompok Studi Dermatologi Kosmetik Indonesia (KSDKI) meluncurkan pedoman injeksi Toksin Botulinum atau botoks yang berisi informasi dari pakar estetika dalam memberikan layanan terbaik pada pasien.

“Selama ini belum ada pedoman penatalaksanaan injeksi Toksin Botulinum di Indonesia. Oleh karena itu, KSDKI yang merupakan bagian dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski) menghimpun pakar pada bidang kosmetik dermatologi dalam membuat pedoman ini,” ujar Ketua KSDKI, dr Lilik Norawati SpKK FINSDV FAADV, dalam taklimat media di Tangerang, Sabtu.

Pedoman tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para praktisi kosmetik dermatologi sehingga dapat mencegah efek samping dan komplikasi yang dapat terjadi pada pasien. Penyusunan pedoman tersebut didukung oleh Merz Aesthetics.

Ketua Perdoski Pusat, Dr dr Yulianto Listiawan SpKK FAADV, mengatakan Toksin Botulinum sudah masuk puluhan tahun di Tanah Air, serta sudah didistribusikan sejak lama. Akan tetapi belum ada keseragaman atau pedoman terkait penatalaksanaannya.

“Ini merupakan pedoman pertama yang diterbitkan oleh KSDKI dan Perdoski,” kata Yulianto.

Buku pedoman itu diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi para praktisi dalam melakukan pemilihan Toksin Botulinum yang tepat dan terbukti efektif dalam mengatasi masalah di bidang kosmetik estetik maupun medik seperti penuaan (keriput), dan yang off label seperti hiperhidrosis (keringat berlebih), kulit berminyak, jaringan parut (keloid), dan nyeri pasca herpes (Neuralgia paska herpes).

Yulianto pun menambahkan, melalui buku itu dapat juga dipelajari teknis-teknis klinis yang disesuaikan dengan tipe anatomi orang Indonesia khususnya, dan orang Asia pada umumnya.

“Sehingga dapat menumbuhkan kewaspadaan dan pengetahuan tentang pencegahan komplikasi pada pasien, serta akan meningkatkan kenyamanan, keamanan, dan kepuasan pasien,” terang Yulianto.

Chief Representative, Merz Aesthetics Indonesia, Heidy Sembung, mengatakan pihaknya sebagai mitra para dokter mendukung terbitnya pedoman tersebut. Dengan demikian dapat mendorong kepercayaan dan membantu dokter termasuk para pasien agar bisa terlihat lebih baik, merasa lebih baik, dan hidup lebih baik.

“Salah satunya kami mendukung dengan cara peluncuran pedoman injeksi Toksin Botulinum pertama di Indonesia bersama Kelompok Studi Dermatologi Kosmetik Indonesia (KSDKI),” kata Heidy.***3***

Baca juga: Dokter ingatkan masyarakat kenali tahi lalat sehat dan indikasi kanker
Baca juga: Vaseline gandeng PERDOSKI beri masyarakat edukasi soal kesehatan kulit


Pewarta: Indriani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022