Karena Gorontalo hari ini sudah berbagai multi etnik, maka kami tampilkan juga budaya multi etnik
Gorontalo (ANTARA) - Beragam pakaian adat, budaya dan musik dari berbagai daerah di Indonesia meramaikan Karnaval multi etnis di objek wisata Pentadio Resort, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, Ahad.

Bupati Gorontalo, Nelson Pomalingo usai kegiatan itu mengatakan, Karnaval yang diikuti oleh ratusan peserta merupakan rangkaian kegiatan Festival Pesona Danau Limboto (FPDL) tahun 2022.

"Karena Gorontalo hari ini sudah berbagai multi etnik, maka kami tampilkan juga budaya multi etnik," ucap Bupati Nelson.

Menurut dia, melalui kegiatan budaya tersebut, masyarakat dapat lebih mengenal budaya daerah lain di nusantara, dan bahkan lebih mengetahui budaya sendiri.

"Maka melalui acara karnaval multi etnik ini, kita memahami suku lain, kita memahami bahkan budaya kita sendiri," ungkap Bupati dua periode itu.

Karnaval multi etnis diramaikan oleh ratusan peserta dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD), perbankan, aparat kecamatan hingga masyarakat umum.

Bupati menjelaskan, melalui karnaval yang menampilkan adat dan budaya yang ada di Indonesia tersebut, budaya nusantara terus dapat dipertahankan dan semakin dikenal.

Ia menegaskan, budaya harus terus dilestarikan, bukan hanya budaya Gorontalo tapi daerah lain juga, oleh karena itu pada kegiatan karnaval, ada penampilan dari budaya Ponorogo, Jawa Tengah, Sunda, Jawa Tondano, Bolaang Mongondow dan lainnya.

Menurut Nelson, Indonesia sangat kaya akan adat dan budaya, dan semua hal itu harus terus diperkenalkan dan dipertahankan oleh berbagai generasi.

Pelaksanaan karnaval itu, selain untuk melestarikan budaya, adat yang ada di Indonesia, tapi juga diharapkan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat.

Baca juga: Kemenpar sebut FPDL tingkatkan citra pariwisata Gorontalo

Baca juga: Goyang Mopobibi massal akan meriahkan Festival Pesona Danau Limboto
Seorang peserta mengenakan pakaian bermotif sulam Karawo pada Karnaval Budaya Multi Etnis di Pentadio, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Minggu (20/11/2022). ANTARA/Adiwinata Solihin

Pewarta: Adiwinata Solihin
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022