Hong Kong (ANTARA) - Pasar saham Asia sebagian besar menghapus kerugian awal pada Selasa, didukung oleh sentimen yang membaik untuk saham China di tengah kekhawatiran bahwa Beijing dapat menerapkan kembali pembatasan COVID ketat yang dapat menyebabkan gangguan rantai pasokan.

Dolar mundur dari kenaikan semalam yang kuat sementara minyak mengambil jeda dari penurunan Senin (21/11/2022).

Saham berjangka Eropa menunjukkan pembukaan yang lamban dengan Eurostoxx 50 berjangka naik 0,15 persen, DAX Jerman berjangka naik 0,09 persen dan FTSE berjangka naik 0,30 persen.

Indeks MSCI Asia-Pasifik di luar Jepang memulihkan penurunan awal menjadi 0,07 persen lebih tinggi pada sore hari. Indeks Nikkei Jepang berakhir terangkat 0,61 persen, karena kelemahan yen terhadap dolar mengangkat prospek produsen dalam negeri.

Indeks S&P/ASX 200 Australia menguat 0,59 persen didukung oleh penguatan saham penambang dan bank, namun indeks KOSPI Korea Selatan melemah 0,59 persen.

Saham China pulih dengan indeks saham unggulan CSI 300 ditutup meningkat 0,012t persen, sementara indeks Hang Seng Hong Kong merugi 1,31 persen.

Dukungan datang dari sub-sektor properti, karena langkah baru pemerintah yang dikeluarkan pada Senin (21/11/2022) malam untuk membantu industri yang kesulitan membantu meningkatkan sentimen.

Bank sentral China mengatakan pada Senin (21/11/2022) malam akan memberikan pinjaman 200 miliar yuan (28 miliar dolar AS) kepada enam bank komersial untuk penyelesaian perumahan.

Namun, keuntungan di China dibatasi oleh situasi COVID-19 yang memburuk di negara tersebut.

Fakta bahwa China telah menunjukkan pergerakan menjauh dari nol COVID adalah "sangat signifikan" tetapi telah ditenggelamkan oleh kebangkitan kasus terbaru di Beijing, kata Ray Attrill, kepala strategi valas National Australia Bank.

Ibu kota China memperingatkan pada Senin (21/11/2022) bahwa pihaknya menghadapi ujian pandemi yang paling parah, memicu kekhawatiran investor bahwa China mungkin terpaksa melanjutkan pembatasan mobilitas yang ketat dan mengeluarkan perintah tinggal di rumah di seluruh kota.

Lonjakan kasus di kota-kota manufaktur dapat menyebabkan gangguan rantai pasokan, kata Redmond Wong, ahli strategi pasar untuk China di Saxo Markets di Hong Kong.

Dolar memangkas beberapa kenaikan kuat semalam pada Selasa setelah investor berbondong-bondong ke mata uang safe-haven karena kegelisahan atas gejolak COVID China, tetapi analis di National Australia Bank mempertanyakan apakah permintaan untuk greenback berkelanjutan.

"Bukti inflasi AS telah memuncak dan dapat turun secara signifikan pada tahun 2023, bersama dengan perkembangan China dan Eropa, meyakinkan kami bahwa siklus depresiasi dolar AS sedang berjalan," kata mereka dalam sebuah catatan pada Selasa.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS di sebagian besar jatuh tempo naik padaSelasa di tengah ekspektasi kenaikan suku bunga Federal Reserve lebih lanjut, ketika pasar menunggu risalah Fed terbaru yang akan dirilis pada Rabu (24/11/2022) untuk memberikan kejelasan yang lebih besar.

Imbak hasil acuan obligasi pemerintah AS 10-tahun naik lima basis poin.

Harga minyak naik pada Selasa, sehari setelah Arab Saudi membantah laporan media bahwa pihaknya sedang mendiskusikan peningkatan pasokan minyak dengan OPEC dan sekutunya.

Minyak mentah AS memperpanjang keuntungan dari perdagangan awal naik 0,36 persen menjadi 80,33 dolar AS per barel dan Brent berada di 87,88 dolar AS, naik 0,49 persen.

Emas spot terdongkrak 0,3 persen diperdagangkan pada 1.742,91 dolar AS per ounce.

Baca juga: Pasar saham Asia resah atas meluasnya COVID China dan prospek The Fed

Baca juga: Saham Asia berhati-hati setelah peringatan Fed tentang suku bunga

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022