"Telah dilakukan pencopotan pejabat yang terkait antara lain, Pemimpin Cabang Pembantu dan Kepala Gudang (Bulog Pinrang) dan dilanjutkan dengan pengawalan proses hukum secara internal. Ini bentuk keseriusan kita," papar Bakhtiar.
Makassar (ANTARA) - Perum Bulog Kantor Wilayah Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar) terus mengawal proses penyelidikan pihak kepolisian atas kasus hilangnya 500 ton beras di gudang Bulog Bittoeng, Lampa, Kecamatan Pekkabata, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan.

"Bulog berkewajiban melakukan penelusuran kepada pihak-pihak diduga terkait, sehingga tidak boleh ada pihak yang dilindungi. Kasus ini akan kami dibuka secara terang benderang," ujar Pemimpin Wilayah Perum Bulog Sulselbar Bakhtiar AS menegaskan, di Makassar, Rabu.

Sejauh ini, kata dia, tim audit internal Bulog masih terus bergerak melakukan penelusuran termasuk mengumpulkan bukti-bukti terkait dugaan perbuatan melanggar hukum tersebut di internal maupun eksternal.

"Telah dilakukan pencopotan pejabat yang terkait antara lain, Pemimpin Cabang Pembantu dan Kepala Gudang (Bulog Pinrang) dan dilanjutkan dengan pengawalan proses hukum secara internal. Ini bentuk keseriusan kita," papar Bakhtiar.

Selain itu, pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan dari Polres Pinrang yang sedang berlangsung. Mengingat saat ini sudah ada lima orang saksi yang diperiksa penyidik Satuan Reskrim Polres setempat.

"Jika dari hasil pemeriksaan ada dan terdapat indikasi kerugian, maka akan diserahkan ke aparat hukum sesuai dengan mekanisme yang ada," ujar Bakhtiar.

Berkaitan dengan nilai kerugian awalnya ditaksir semula sekitar 500 ton, kata dia, namun telah ada proses pengembalian, dan berkurang menjadi 460,5 ton. Mengenai keterkaitan dengan mitra kerja Bulog dengan para oknum tertentu baik itu dari internal maupun eksternal dalam kasus ini, tim masih melakukan pendalaman.

"Untuk hal-hal yang sifatnya di luar prosedur, sudah menyalahi aturan dan menyebabkan fraud (praktik kecurangan) maka harus dipertanggungjawabkan. Tentunya proses hukum akan tetap berjalan," tuturnya.

"Dan kami selalu melakukan koordinasi dan memberikan informasi yang dibutuhkan ke aparat hukum untuk menyelesaikan hal ini sebagai bentuk keterbukaan dan keseriusan Bulog mengawal hingga kasus ini tuntas," kata dia menambahkan.

Dari kejadian itu, Bahktiar mencopot Kepala Gudang Bulog di Bittoeng, Lampa, Muhammad Idris dan Pimpinan Cabang Pembantu Bulog Pinrang Radytio W Putra Sikado. Kedua pejabat Bulog Pinrang ini dianggap bertanggungjawab dalam kejadian tersebut.

Sebelumnya, Kepala Satuan (Kasat) Reskrim Polres Pinrang, AKP Muhalis menyatakan penyidik telah memeriksa lima orang saksi dalam kasus tersebut. Besar kemungkinan, saksi terkait lainnya akan dipanggil polisi untuk diminta keterangan.

"Kita melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi dulu. Dan yang baru memberikan klarifikasi sebanyak lima orang," kata Muhalis.

Dugaan penyelewengan ini diduga sudah berjalan selama dua bulan sejak September 2022. Kasus tersebut terungkap setelah tim mengecek jumlah stok yang tersimpan dalam gudang, setelah didata hanya tersisa sebanyak 1.656.850 ton di dua gudang penyimpanan.

Padahal, semula dalam laporan secara administrasi tercatat stok tersimpan sebanyak 2.119.900 ton. Rinciannya, di Gudang 1 sebanyak 880.500 ton dan gudang 2 sebanyak 1.234.400 ton. Artinya, masih ada 460, 5 ton beras belum diketahui statusnya.

Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2022