Manajer timnas Swiss Murat Yakin dan manajer timnas Kamerun Rigobert Song (ANTARA/Juns)


Skenario pertandingan

Manajer Murat Yakin mungkin hanya dipusingkan oleh siapa yang seharusnya menjaga gawang Swiss setelah baik pilihan utama Yann Sommer maupun pilihan kedua Jonas Omlin sama-sama terancam cedera.

Tetapi itu tidak membuatnya ingin terlalu melindungi gawangnya dengan menambahkan bek ekstra di lini pertahanan.

Sebaliknya, Yakin tetap memasang formasi menyerang yang akan bertumpu kepada seorang ujung tombak yang disangga tiga asisten di belakangnya dalam formasi 4-2-3-1.

Di sini, dia memasang Breel Embolo di ujung serangan yang akan dibantu Ruben Vargas dan Xherdan Shaqiri di sayap, dan Djibril Sow tepat di belakang Embolo.

Baca juga: Cerita Swiss, cerita Xherdan Shaqiri

Orientasi menyerang ini membutuhkan stabilitas di lini tengah dan untuk itu Swiss menempatkan duet Granit Xhaka dan Remo Freuler untuk menguasai tengah lapangan sebagai poros kekuatan tim.

Yan Sommer kemungkinan tetap starter di depan gawang yang akan diproteksi oleh duet Manuel Akanji dan Fabian Schar di tengah pertahanan, dan Ricardo Rodriguez serta Silvan Widmer di kedua sayap pertahanan.

Kamerun tak mau terintimidasi oleh formasi serang seperti itu. Mereka juga memasang taktik tak kalah agresif dalam pola 4-1-4-1 di mana Eric Maxim Choupo-Moting menjadi ujung tombak, sedangkan Martin Hongla menjadi jangkar di tengah.

Di depan dia, kuartet Bryan Mbeumo, Olivier Ntcham, Andre-Frank Zambo Anguissa, dan Karl Toko Ekambi, siap menusuk memberi ruang kepada Choupo-Moting atau sebaliknya mendorong Choupo-Moting untuk memancing Swiss menciptakan ruang bebas yang membuat kuartet itu menginvasi lini pertahanan Swiss.

Oleh karena itu pertandingan ini menjanjikan kontes adu cepat dan adu serang, apalagi kedua tim merupakan tim-tim produktif di mana Kamerun mencetak 19 gol dari 14 laga selama musim ini, sedangkan Swiss mencetak 4 gol dalam 3 pertandingan terakhirnya.

Baca juga: Kamerun berharap banyak kepada Choupo-Moting dan Anguissa


Statistik penting kedua tim

Ini adalah pertemuan pertama kedua tim.

Kedua tim sudah 19 kali masuk putaran final Piala Dunia. Swiss pertama kali merasakan putaran final pada 1934 di Italia, sedangkan Kamerun pada 1982 di Spanyol.

Pencapaian tertinggi kedua tim adalah perempat final. Swiss melakukannya pada 1934, 1938, dan 1958, sedangkan Kamerun pada 1990.

Kamerun masuk arena Qatar 2022 dengan tiga kali kalah dari lima laga terakhirnya, sedangkan Swiss menang tiga kali dari lima pertandingan terakhir.

Kemenangan terakhir Kamerun dalam pertandingan fase grup Piala Dunia terjadi saat menghadapi Arab Saudi yang mereka kalahkan 1-0 pada 6 Juni 2002 di Jepang. Mereka kalah dalam semua pertandingan fase grup pada 2010 dan 2014.

Swiss lolos dari fase grup dalam tiga dari empat Piala Dunia terakhirnya pada 2006, 2014 dan 2018, sedangkan pada 2010 mereka absen.

Baca juga: Profil dan peta kekuatan Grup G Piala Dunia 2022

Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2022