Reuters (ANTARA) - Sekitar dua dari lima kasus kolera yang meningkat di Haiti terjadi pada anak-anak, menurut peringatan badan anak-anak PBB UNICEF pada Rabu.

Badan tersebut menyebutkan bahwa remaja yang menderita kekurangan gizi parah berisiko tiga kali lipat meninggal akibat penyakit bakteri tersebut.

Haiti, yang merupakan negara termiskin di Benua  Amerika, didera serangkaian bencana dalam beberapa tahun terakhir, termasuk pembunuhan presiden tahun lalu yang disusul oleh gempa besar.

Kolera kembali muncul di negara pulau Karibia itu pada awal Oktober setelah sekitar tiga tahun tidak ada laporan kasus.

Kemunculan kembali penyakit itu terjadi di tengah kelangkaan makanan dan air minum bersih yang dipicu oleh blokade geng terhadap pelabuhan bahan bakar utamanya.

"Saya terkejut melihat banyak anak berisiko meninggal di pusat pengobatan kolera," kata direktur program darurat UNICEF Manuel Fontaine dalam sebuah pernyataan setelah kunjungan selama empat hari ke Haiti, yang berbagi Pulau Hispaniola dengan Republik Dominika.

Fontaine menunjuk pada "ancaman rangkap tiga" seperti malnutrisi, kolera dan kekerasan bersenjata. Malnutrisi dan kolera adalah "kombinasi ancaman yang mematikan, yang satu mengarah ke lainnya."

Biasanya menyebar melalui air yang terkontaminasi, kolera dapat menyebabkan diare dan muntah serta membunuh sekitar 10.000 orang dalam wabah pada 2010 yang dipersalahkan kepada pasukan penjaga perdamaian PBB.

Penyakit tersebut menyerang anak-anak dan orang dewasa dan dapat membunuh dalam beberapa jam jika tidak segera diobati.

Meski pengobatan yang dapat menyelamatkan jiwa cukup sederhana dan terjangkau, Fontaine mengatakan sulit untuk mengakses wilayah ibu kota: "di tengah meluasnya kekerasan bersenjata dan ketidakamanan di sebagian besar ibu kota, dan tim kemanusiaan harus bekerja keras."

Organisasi Kesehatan Pan-Amerika pekan ini melaporkan 216 kematian akibat penyakit tersebut, 961 kasus yang dikonfirmasi dan 12.016 kasus yang dicurigai, yang sebagian besar di sekitar ibu kota Port-au-Prince.

Organisasi tersebut juga mengonfirmasi kasus impor kedua di Republik Dominika, yaitu seorang anak laki-laki berusia 4 tahun yang berasal dari Port-au-Prince.


Sumber: Reuters
Baca juga: PAHO: Kolera di Haiti memburuk selagi kasus COVID di Amerika naik
Baca juga: Haiti catat hampir 800 kasus baru kolera pascabadai
Baca juga: PBB berikrar bantu rakyat Haiti mengatasi wabah kolera

 

Penerjemah: Katriana
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022