Kita mencapai hampir benar-benar full house dengan partisipasi hampir 20 ribu audiensJakarta (ANTARA) - Gelaran "Jakarta Fashion Week 2023" telah selesai dengan total pengunjung sebanyak 20 ribu aundiens selama tujuh hari penyelenggaraan di City Hall Pondok Indah Mall 3, Jakarta Selatan.
"Kita mencapai hampir benar-benar full house dengan partisipasi hampir 20 ribu audiens yang datang ke City Hall dan nonton secara langsung Jakarta Fashion Week. Jadi memang ini kita rasakan sebenarnya bahwa fashion event ini semakin aktif," kata Chairman Jakarta Fashion Week dan CEO CGM Group Svida Alisjahbana saat jumpa pers virtual, Kamis.
Di sisi lain, Creative Director Jakarta Fashion Week 2023 Andandika Surasetja menyampaikan "Jakarta Fashion Week 2023" yang diselenggarakan pada 24 hingga 30 Oktober lalu telah menampilkan 34 fashion shows dari 126 desainer dengan lebih dari 1600 looks yang dipamerkan oleh 200 model.
Baca juga: Ragam tampilan merah muda hadir lewat "Opera Pink" di JFW 2023
"Sebelumnya kami juga sudah mengadakan pre-event. Di antaranya adalah melangsungkan berbagai kompetisi," kata Dika.
"Kami mencari bibit-bibit baru di dunia mode lewat Lomba Perancang Mode Menswear dan Lomba Perancang Aksesori serta dunia modeling lewat Model Search, dengan Jacey Philana dan Viknes Waren sebagai pemenang," sambungnya.
Ajang yang mengusung tema “Fashion Reformation” ini diselenggarakan secara hybrid dengan hadir di berbagai kanal termasuk Instagram, TikTok, YouTube, Facebook, dan JFW.TV, serta berbagai mitra, yaitu Vidio.com, LazLive, MaxStream, dan DensTV.
Svida mengungkapkan, hasil dari penguasaan ruang digital yang agresif ini adalah respons positif dari para penikmat fashion. Hal ini terlihat dari capaian sejumlah 446.994.144 total impressions dan 314.686.687 total views yang diakumulasi dari berbagai aset.
Bahkan, sebanyak hampir 8 persen dari digital viewers ini berasal dari luar negeri, namun dominasi tetap datang dari Indonesia.
“Panggung JFW bisa dikatakan semakin inklusif namun disertai segmentasi yang semakin tegas. Ada bibit-bibit bakat muda dari sekolah-sekolah mode, desainer indie, modest, ready-to-wear, sampai desainer couture. Kami juga melihat antusiasme yang semakin tinggi untuk desainer daerah atau yang mengangkat keunikan daerah,” tutur Svida.
Baca juga: "Baur" berikan napas baru untuk tekstil tak terpakai di JFW 2023
“Sementara itu, overall favorite tetap Dewi Fashion Knights dengan total impression yang nyaris mencapai satu juta, disusul dengan show persembahan kolaborasi kami dengan KOCCA Indonesia (Korea Creative Content Agency) di angka hampir 400 ribu,” sambungnya.
Mengingat telah dikuranginya pembatasan akibat pandemi, Svida menjanjikan lebih banyak kerja sama dengan berbagai pihak untuk mengembangkan fashion Indonesia hingga ke luar Asia Tenggara di masa depan.
“Industri nasional sudah siap untuk kembali menggebrak. Hal ini bahkan terlihat dari koleksi dan looks yang ditunjukkan. Tidak ada lagi slouchy hair, semua riasan serba sleek, siap lepas landas," jelas Svida.
"Potongan pakaian juga kembali terlihat lebih eksperimental dengan warna-warna urban yang mencolok. Akhirnya era lounge wear memudar. ini tanda untuk kita kembali beraktivitas, kembali menjalin kolaborasi,” tutup Svida.
Baca juga: Wardah persembahkan "Beauty Forward in Unity" di JFW 2023
Baca juga: Desainer Australia bawa koleksi mode ramah lingkungan di JFW 2023
Baca juga: Jenna&Kaia tuang makna harapan lewat koleksi "Avyanna" di JFW 2023
Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2022