Dili (ANTARA News) - Sebagai imbas kerusuhan yang terjadi di ibukota Timor Leste, Dili hari Jumat (28/4), situasi terakhir di negeri tetangga Republik Indonesia (RI) itu dilaporkan masih mencekam. "Sepanjang Sabtu subuh tadi sekitar pukul 03:00 waktu Dili (02:00 WIB) sampai pukul 05.30 waktu setempat (04:30 WIB) masih terjadi kontak senjata di beberapa lokasi di bagian barat kota Dili (Komoro dan sekitarnya). Suara-suara tembakan itu terdengar sampai KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) di Dili," demikian diungkapkan Leroy Siagian, Sekretaris II Politik, Penerangan dan Sosial-Budaya (Polpensosbud) KBRI di Dili, saat dihubungi ANTARA, di Dili, Sabtu malam. Ia menjelaskan, kondisi tersebut juga diperkuat dengan laporan dari warga negara Indonesia (WNI) yang pada Sabtu pagi mengungsi ke KBRI Dili. "Hingga tengah hari, KBRI Dili telah menampung lebih dari 200 orang WNI yang mencari perlindungan. Sebagai langkah antisipasi, KBRI Dili telah menyiapkan tenda dan bahan-bahan makanan bagi para WNI yang kemungkinan besar akan terus bertambah jumlahnya," katanya. Menurut dia, beberapa sumber memberitahukan bahwa kontak senjata tersebut dilakukan oleh anggota Angkatan Bersenjata Timor Leste (FDTL)) yang masih aktif melawan anggota Kelompok Petisi FDTL yang telah dipecat oleh Panglima FDTL Brigjen Taur Matan Ruak. "Namun demikian, kami belum mendapat konfirmasi lebih lanjut mengenai kebenaran informasi (saling tembak antara pihak bersengketa-red) ini," katanya. Dari pengamatan langsung di pusat kota Dili, situasi relatif tenang namun sepi dan mencekam karena, terlebih karena tidak tampak adanya pengamanan dari aparat kepolisian atau militer. Kantor-kantor dan pertokoan tutup, namun tidak ada kerusuhan massa, seperti pembakaran gedung-gedung atau penjarahan. Sebagian warga Timor-Leste yang merasa terancam keselamatannya mencari perlindungan di Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS), namun tampaknya tidak banyak yang diperbolehkan masuk. "Sebagian lagi terlihat menyeberang ke pulau Atauro dengan menggunakan perahu tradisional," katanya menambahkan. Pulau Atauro, adalah sebuah pulau kecil yang terlepas dari daratan Pulau Timor. Sedangkan di Bandara Nicolau Lobato (Komoro) dilaporkan lebih ramai dari biasanya, namun tidak ada konsentrasi massa dalam jumlah besar yang mencari perlindungan di Bandara atau berusaha meninggalkan Dili dengan pesawat udara. Laporan-laporan akibat kerusuhan yang pecah di kawasan Tasitolu, sekitar 10 kilometer dari Dili pada hari Jumat (27/4) itu menyebutkan bahwa tiga orang tewas, namun informasi media massa yang terbit pada hari Sabtu ini umumnya menyebutkan jumlah tewas hanya dua orang.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006