San Salvador (ANTARA) - Presiden El Savador Nayib Bukele pada Sabtu (3/11) mengumumkan bahwa pemerintah mengerahkan sekitar 10.000 personel keamanan ke daerah pinggiran Kota San Salvador, Soyapango, yang dikenal sebagai sarang preman.

Langkah itu merupakan perkembangan terbaru dalam rangkaian tindakan untuk memerangi kekerasan oleh kalangan kelompok penjahat yang mulai berlangsung pada Maret.

Kelompok-kelompok pembela hak asasi manusia mengatakan tindakan seperti itu sudah dinodai dengan penahanan sewenang-wenang.

"Soyapango sudah dikepung seluruhnya," tulis Presiden Bukele di Twitter pada Sabtu dini hari. Soyapango yang disebutnya itu adalah sebuah kota praja di bagian timur ibu kota El Salvador, San Salvador.

Soyapango dikenal sebagai daerah yang dipenuhi para anggota kelompok penjahat Mara Salvatrucha dan Barrio 18.

"Sebanyak 8.500 tentara dan 1.500 petugas sudah mengepung kota itu, sementara tim-tim dari kepolisian dan angkatan darat yang ditugaskan untuk membasmi para anggota geng berada di sana."

Perwakilan pemerintah menolak berkomentar soal pengerahan para personel tersebut.

Pada foto-foto yang diterbitkan pemerintah, pasukan keamanan terlihat memegang senjata-senjata berat, menggunakan helm serta rompi anti peluru, dan diangkut dengan kendaraan perang menuju daerah itu.

Soyapano memiliki populasi 300.000 orang dan sebelumnya dianggap sulit ditembus oleh para penegak hukum.

Sejak dirinya meluncurkan rencana untuk memerangi kelompok-kelompok penjahat, Bukele telah memerintahkan penahanan terhadap lebih dari 50.000 orang yang diduga sebagai anggota geng.

Bukele menggambarkan para preman tersebut sebagai teroris. Ia menolak memberikan hak prosedur dasar bagi mereka.

Rencana Bukele itu ditujukan untuk menurunkan tingkat pembunuhan di negara Amerika Tengah tersebut menjadi kurang dari dua orang sehari.

Sebelumnya pada Maret, warga El Salvador yang terbunuh hanya dalam satu pekan mencapai puluhan orang.

Sumber: Reuters
Baca juga: LSM: Jumlah tahanan meningkat, El Salvador terancam krisis kemanusiaan
Baca juga: Vonis bui 50 tahun wanita El Salvador picu amarah kelompok hak aborsi
Baca juga: Setelah 10 tahun dipenjara, wanita El Salvador dibebaskan

Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022