Jakarta (ANTARA) - Perusahaan asuransi jiwa PT Avrist Assurance (Avrist) mencetak laba bersih per September 2022 sebesar Rp92,74 miliar atau meningkat 62 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp57,36 miliar.

Avrist pun telah mengejar peningkatan total pendapatan menjadi Rp1,2 triliun atau naik dari September 2021 Rp1 triliun.

Dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin, Presiden Direktur Avrist Assurance Simon Imanto mengungkapkan pandemi telah mendorong pelaku usaha, termasuk Avrist, untuk dituntut mampu beradaptasi dengan melakukan berbagai inovasi agar bisa bertahan.

"Salah satunya melalui digitalisasi, dimana perilaku masyarakat telah mengalami perubahan. Tata cara penjualan asuransi yang semula dilakukan secara konvensional, kini beralih menjadi tanpa tatap muka melalui sarana digital," kata Simon.

Dirinya menilai masyarakat kian paham bahwa proteksi diri dan kesehatan menjadi sangat berharga, dimana kesehatan setiap individu terbilang rentan pada masa pandemi. Oleh karena itu, Avrist memberikan solusi dengan meluncurkan berbagai produk yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat terkini.

Perusahaan juga secara konsisten melakukan edukasi literasi dan inklusi keuangan ke komunitas dengan melakukan kolaborasi antar saluran distribusi, serta menciptakan kebutuhan produk asuransi sesuai kebutuhan masyarakat. Dengan begitu, kesadaran masyarakat terhadap produk asuransi akan terbentuk.

Manuver ini menjadi kiat Avrist agar prospek asuransi semakin baik ke depannya. Kolaborasi saluran distribusi dilakukan melalui lima saluran, yakni agensi, mitra distribusi, Employee Benefit Distribution (EBD), Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK), dan syariah.

Pada saluran agensi, Simon menjelaskan Avrist berencana untuk terus meningkatkan jumlah agen yang berkualitas. Sementara pada saluran mitra distribusi, Avrist akan memperluas kerja sama dengan bank dan non-bank serta agregator, sehingga jangkauan untuk mengedukasi produk asuransi pun bisa semakin lebih luas.

Lalu, pada saluran EBD serta DPLK, Avrist akan memperluas jaringan di berbagai korporasi. Kemudian pada saluran syariah, Avrist berfokus untuk mengembangkan produk berbasis syariah yang terjangkau dengan menyasar individu, sekolah, maupun UMKM, serta perluasan distribusi dan kerja sama dengan berbagai lembaga atau komunitas di Indonesia.

Avrist juga menerapkan langkah strategis lain dengan bersinergi melibatkan anak perusahaan, yaitu Avrist General Indonesia dan Avrist Asset Management guna memasarkan produk-produknya, sehingga memudahkan perusahaan untuk meningkatkan profitabilitas berkelanjutan serta menjangkau masyarakat dalam memberikan perlindungan melalui produk asuransi.

Berdasarkan laporan keuangan per September 2022, perusahaan berhasil mendongkrak hasil investasi naik menjadi Rp576,64 miliar dari Rp343,64 miliar pada September 2021. Begitupun dengan rasio kesehatan keuangan, Risk Based Capital (RBC) Avrist naik ke angka 586,93 persen dari 427,02 persen.

Seiring dengan hal tersebut, perusahaan juga telah menjalankan operasionalnya secara efisien, dimana biaya operasional per September 2022 sebesar Rp178,37 miliar turun dari bulan September tahun sebelumnya senilai Rp180,18 miliar.

Baca juga: OJK bakal tinjau produk "saving plan" di perusahaan asuransi
Baca juga: Pengamat nilai industri asuransi RI positif dalam lima tahun terakhir
Baca juga: AAJI: Pembayaran klaim industri asuransi jiwa capai Rp128,09 triliun

 

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022