Atmosfer paling alamiah justru diciptakan para penghuni Barahat Al Janoub, baik dari kalangan suporter maupun volunteer
Dua buah spanduk yang dipasang suporter Brazil penghuni kampung suporter Piala Dunia 2022 di Barahat Al Janoub, Al Wukair, Qatar, Selasa (6/12/2022). (ANTARA/Gilang Galiartha)


Atmosfer Piala Dunia

Tentunya pengelola telah menyematkan beberapa spanduk khas Piala Dunia, seperti bola-bola bendera negara tim peserta, ataupun banner bersematkan La'eeb si maskot untuk menghadirkan atmosfer Piala Dunia 2022 di Barahat Al Janoub.

Namun, atmosfer paling alamiah justru diciptakan para penghuni Barahat Al Janoub, baik dari kalangan suporter maupun volunteer yang memperoleh akomodasi di sana.

Di unit J1 misalnya, terdapat dua spanduk dari suporter Brazil. Satu spanduk memperlihatkan pesepak bola legendaris Pele dengan tulisan "BRAZIL, JUARA PIALA DUNIA 2022 QATAR" dan yang lainnya bersematkan Cafu mengangkat trofi Piala Dunia dibubuhi tulisan "KAMI PUNYA 5 TITEL JUARA DUNIA. HORMATI KAMI."

Pagar pembatas yang ada di dekat klaster M dan N biasanya jadi sasaran lokasi penyematan spanduk-spanduk tiap kali jelang pertandingan dimulai.

Selain juga aktivitas nobar yang hampir setiap hari dilangsungkan, termasuk ketika tidak ada pertandingan langsung, lalu lalang suporter yang mengenakan atribut khas tim-tim peserta kian menambah kentalnya atmosfer Barahat Al Janoub sebagai kampung suporter Piala Dunia 2022.

Atribut yang berseliweran bahkan bukan hanya tim-tim yang masih bertanding. Jersey Meksiko misalnya masih cukup banyak terlihat di Barahat Al Janoub jelang babak gugur meskipun El Tri gagal meloloskan diri dari fase grup untuk pertama kalinya sejak 1994.

Salah seorang suporter Meksiko, Ignacio, mengaku terlalu percaya diri menyewa kamar di Barahat Al Janoub hingga Kamis (8/12) atau selepas 16 besar karena meyakini tim kesayangannya bisa lolos dari fase grup.

Meski kecewa dengan hasil yang diraih Meksiko, Ignacio memilih untuk berusaha menikmati atmosfer Piala Dunia 2022 di Barahat Al Janoub sembari sesekali menyambangi titik-titik destinasi turisme di Qatar.

"Saya tetap berusaha menikmati, semua bisa didapat di sini, lagipula melihat sesama penikmat sepak bola berkeliaran jadi pengalaman tersendiri bagi saya," kata Ignacio pada Selasa (6/12) sore.

Pada akhirnya, meski mungkin tak secara langsung di dalam stadion, atmosfer Piala Dunia 2022 di tengah gurun bukanlah sesuatu yang mungkin bisa datang lagi seumur hidup, bukan?

Baca juga: Mudahnya mencari musala saat "nyetadion" di Piala Dunia 2022 Qatar
Baca juga: FIFA sanksi Kroasia karena nyanyian xenofobia para fan

Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2022