wajar terjadi pada masa transisi atau masa peralihan musim
Mataram (ANTARA) - Sebagian wilayah di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat diguyur hujan es dan angin kencang, pada Sabtu pukul 15.00 WITA.

"Iya ada hujan es. Seperti pecahan es batu kecil yang jatuh dari atas," kata Ibu Heny warga, Karang Baru, Kota Mataram.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan, fenomena hujan es atau dalam meteorologi dikenal dengan hail
merupakan fenomena cuaca yang jarang terjadi khususnya di Indonesia.

"Namun fenomena ini umumnya wajar terjadi pada masa transisi atau masa peralihan musim atau ketika musim hujan," kata Prakirawan BMKG Stasiun Zaenudin Abdu Majid, Lombok, Agastya Ardha Chandra Dewi, Sabtu.

Baca juga: BMKG: Hujan es di Kabupaten Sigi dipicu pergerakan awan comulonimbus
Baca juga: BMKG: Fenomena hujan es landa Kuansing-Riau

Ia menjelaskan, penyebab utama dari hujan es ini adalah awan Cumulounimbus atau dikenal juga dengan awan Cb. Awan Cb yang dihasilkan dari pemanasan yang kuat di permukaan dan labil nya udara di wilayah tersebut mampu menghasilkan tinggi puncak yang signifikan yakni lebih dari 5 km dengan suhu puncak yang sangat dingin dapat berpotensi menghasilkan hujan es.

"Hujan es dapat dihasilkan awan Cb ketika awan tersebut mengalami proses updraft yang kuat dan mendorong partikel es tersebut jatuh ke permukaan dan umumnya diikuti oleh hujan lebat petir serta angin kencang sebagai hembusan kuat dari awan Cb tersebut," katanya.

Ketika terjadi fenomena tersebut masyarakat diharapkan segera berlindung di tempat yang aman dan sebaiknya tidak beraktivitas di luar ruangan. Disebabkan potensi cuaca ekstrem juga dapat bersamaan terjadi yakni hujan lebat disertai petir serta angin kencang yang dihasilkan awan Cb.

"Sebagian wilayah NTB sudah memasuki musim penghujan," katanya.

Baca juga: Sel-sel awan Cumulonimbus terdeteksi di Jawa saat hujan es

Pewarta: Akhyar Rosidi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022