Jakarta (ANTARA) - Universitas Mercu Buana membuka akses listrik bagi masyarakat di Kampung Lo’ang, Desa Kojagete, Kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, melalui pemasangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) berbasis internet of things (IoT).

Kegiatan itu merupakan bagian dari program hibah Matching Fund 2022 yang didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Republik Indonesia, serta menggandeng mitra kerjasama dari dunia Industri.

"Kegiatan implementasi PLTS di Kampung Lo’ang, Nusa Tenggara Timur, ini merupakan kolaborasi yang baik dan diharapkan dapat mendukung mitra industri dalam melakukan hilirisasi produk," kata Founder Berbagi Listrik Irvan Hermala dalam keterangan di Jakarta, Selasa.

Universitas Mercu Buana bekerja sama dengan Yayasan Wakaf Energi Nusantara yang merupakan penggagas dari gerakan Berbagi Listrik. Sejak 2018, gerakan itu telah hadir dalam menyediakan akses listrik bagi daerah-daerah terpencil di Indonesia.

Dalam kegiatan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi di Kampung Lo’ang tersebut, tim dosen dari Universitas Mercu Buana melakukan pemasangan PLTS dengan kapasitas sebesar 8.500 watt peak menggunakan panel surya berkapasitas 270 watt peak sebanyak 32 unit dan baterai VRLA sebanyak 24 unit.

Panel surya yang digunakan mengandung komponen TKDN sebesar 47,5 persen dan baterai mengandung komponen TKDN sebesar 62,3 persen. Kini, pembangkit setrum tenaga matahari berbasis IoT tersebut dapat mengalirkan listrik ke 48 rumah di Kampung Lo’ang dengan daya listrik tiap rumah sebesar 200 watt per hari.

"Produk teknologi yang dihasilkan ini diharapkan dapat diterapkan dalam program-program Berbagi Listrik selanjutnya di wilayah-wilayah lain di seluruh Indonesia,” kata Irvan.

Penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masyarakat merupakan salah satu indikator kinerja utama atau IKU perguruan tinggi yang diharapkan dapat mendorong terciptanya berbagai macam inovasi dalam memberikan solusi terhadap permasalahan yang terjadi di masyarakat.

Hal ini sejalan dengan tridharma perguruan tinggi dalam menjalankan pengajaran, penelitian, dan pengabdian terhadap masyarakat.

PLTS berbasis IoT merupakan produk teknologi yang dirancang oleh tim dosen dari Universitas Mercu Buana dalam memberikan solusi terhadap ketiadaan akses listrik bagi masyarakat Kampung Lo’ang di Nusa Tenggara Timur.

Kepala Desa Kojagete Malik mengapresiasi kegiatan pemasangan pembangkit listrik berbasis IoT tersebut. Sejauh ini, Kampung Loa'ng merupakan wilayah pertama yang masuk listrik di Desa Kojagete.

“Desa Kojagete ini memiliki lima kampung yang tersebar di pesisir pantai, dan baru Kampung Lo’ang ini saja yang sudah mendapatkan listrik,” kata Malik.

Lebih lanjut Malik berharap seluruh kampung yang masuk ke dalam wilayah teritori Desa Kojagete bisa segera terang dialiri oleh listrik.

Baca juga: Pemkab Bengkayang ajukan pembangunan PLTS untuk daerah terpencil

Baca juga: PLN bangun menara untuk pasok listrik ke pulau terpencil di Bintan

Baca juga: PLN: 71 desa 3T di Sulselrabar telah teraliri listrik pada 2022

 

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022