Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan bekerjasama dengan tenaga keolahragaan dari National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) dan Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) menjaring calon atlet dari penyandang disabilitas melalui identifikasi bakat.

“Kegiatan ini sebagai wadah teman disabilitas untuk bisa mandiri, berprestasi dan menunjukkan kemampuan di berbagai bidang khususnya olahraga,” kata Wakil Wali Kota Jakarta Selatan Edi Sumantri saat ditemui di Jakarta, Selasa.

Edi memberikan motivasi kepada sebanyak 30 peserta yang hadir untuk terus menunjukkan kemampuan melalui prestasi meski di tengah keterbatasan.

Menurut dia, para atlet perlu memiliki pola pikir untuk membanggakan berbagai pihak yang telah mendukungnya mulai dari keluarga, organisasi binaan hingga negara.

Direktur Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC), Agoes A. Rahman menambahkan, pihaknya turut bangga bisa menjadi bagian dalam menentukan, membina dan mengembangkan bibit-bibit atlet penyandang disabilitas.

Baca juga: DKI Jakarta janji tidak bedakan bonus atlet disabilitas
Baca juga: Imigrasi Jakarta Barat meluncurkan buku braille


Agoes berharap atlet binaan mereka nantinya bisa mewakili Jakarta Selatan dan DKI Jakarta, bahkan internasional pada tahun-tahun selanjutnya.

“YPAC menjadi salah satu sentra bagi pembinaan olahraga boccia untuk paralimpik yang diikuti atlet disabilitas,” tutur Agoes.

Ada beberapa cabang olahraga yang diikuti oleh para atlet, yaitu para tenis meja, para menembak, para badminton, para boccia, para catur, para panahan dan para judo.

YPAC Jakarta merupakan suatu lembaga non pemerintah yang bersifat sosial, dengan berdasar pada azas bahwa setiap manusia mempunyai hak untuk mengembangkan pribadinya, mempunyai kesadaran dan tanggung jawab sosial terhadap sesama manusia.

YPAC Jakarta memberikan beragam pelayanan mulai dari kesehatan yang terdiri dari terapi, konsultasi psikolog, pembuatan alat bantu khusus dan penitipan anak.

Selain itu juga ada layanan pendidikan Sekolah Luar Biasa (SLB) mulai dari jenjang TK, SD, SMP, hingga SMA. Lalu ada unit karya yang memberikan keterampilan bagi penyandang disabilitas berusia di atas 18 tahun.
 

Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2022