Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan menggandeng Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam upaya memperkuat program-program yang bersifat promotif dan preventif kesehatan primer di masyarakat.

"Itu adalah salah satu prioritas kita, menjaga agar masyarakat kita tetap sehat, bukan mengobati orang sakit," ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Gedung PBNU, Jakarta, Rabu.

Penguatan promotif dan preventif kesehatan ini dituangkan dalam penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Kementerian Kesehatan dengan PBNU di Gedung PBNU, Jakarta.

Baca juga: Menkes dorong CEO masuk bisnis kesehatan berbasis promotif-preventif

Adapun penguatan promotif dan preventif kesehatan itu mencangkup penapisan (skrining) kolesterol, gula darah, hipertensi, kadar lemak, hingga pencegahan stunting.

Menurut Budi, dalam upaya penguatan program yang bersifat promotif dan preventif ini, Kemenkes tidak bisa berjalan sendirian lewat puskemas saja, melainkan juga perlu penguatan lewat pemberdayaan layanan kesehatan di tingkat paling bawah, seperti posyandu.

"Sayangnya, posyandu bukan berada di bawah kewenangan Kemenkes, tetapi berasal dari pemberdayaan masyarakat itu sendiri," katanya.

Budi memandang PBNU yang memiliki kader sekitar 100 juta yang tersebar di seluruh penjuru negeri, dapat menjadi mitra strategis Kemenkes dalam memperkuat layanan kesehatan primer.

Baca juga: Pemerintah dorong sistem kesehatan dalam negeri ke arah preventif

"Kita minta bantuan menyampaikan agenda kesehatan sampai ke level posyandu tetapi menggunakan jalur Bulkonah NU. Itu banyak orang NU di posyandu, jadi pas," katanya.

Sementara itu, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf mengatakan kerja sama dengan Kemenkes ini bisa dielaborasikan dengan program yang telah diluncurkan PBNU yakni Gerakan Keluarga Maslahat.

"Insya Allah, kerja sama dengan Kemenkes banyak agenda yang dapat kita wadahi di dalam gerakan kemaslahatan keluarga ini," kata dia.

Selain itu, PBNU juga telah menjalin kerja sama dengan Kementerian Agama perihal program bimbingan perkawinan (Bimwin). Dengan begitu, program promotif-preventif Kemenkes ini dapat kembali dielaborasikan dalam Bimwin.

Baca juga: Menkes: Gencarkan langkah preventif untuk tingkatkan kesehatanBaca juga: Pemerintah dorong sistem kesehatan dalam negeri ke arah preventif

"Ini nanti bisa masuk semua agenda dari Kemenkes, yang disebut promoting dan preventing dan itu bisa masuk ke bimbingan perkawinan dan menyangkut keluarga," kata dia.

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022