Raih Penghargan Kiper Jerman Manuel Neuer dan kapten Argentina Lionel Messi, keduanya raih penghargaan 'Golden Glove' dan 'Golden Ball' Piala Dunia 2014 usai laga Final Jerman vs Argentina di Maracana Stadium, Rio de Janeiro (13/7). AFP PHOTO/JUAN MABROMATA


Dominasi Amerika Selatan-Eropa

Hanya Amerika Serikat yang menembus dominasi Amerika Selatan dan Eropa ketika finis urutan ketiga dalam Piala Dunia 1930 yang hanya diikuti 13 tim yang tak sebanyak periode-periode setelahnya dan apalagi setelah Piala Dunia 1998 di mana sejak itu Piala Dunia diikuti 32 tim.

AS pun mencapainya tanpa melalui pertandingan perebutan tempat ketiga karena tempat ini ditentukan oleh selisih kinerja AS dari laga-laga sebelumnya.

Korea Selatan pada 2002 adalah satu-satunya tim luar Eropa dan Amerika Selatan yang pernah merasakan atmosfer laga perebutan tempat ketiga.

Di luar mereka, partai ini, sebagaimana partai final, selalu didominasi oleh tim-tim Eropa dan Amerika Selatan.

Oleh karena itu ketika Maroko menantang Kroasia nanti malam itu maka Maroko tidak saja menjadi tim ketiga dari luar Amerika Selatan dan Eropa yang merasakan atmosfer ini, namun juga berkesempatan menjadi tim non Amerika Selatan dan Eropa pertama dalam 92 tahun terakhir yang finis urutan ketiga Piala Dunia.

Tim yang paling sering finis urutan ketiga ternyata masih dipegang Jerman. Jerman sudah empat kali menempati peringkat ketiga. Ini sama dengan jumlah trofi Piala Dunia yang sudah mereka koleksi.

Polandia, Prancis, Swedia, dan Brazil masing-masing sudah dua kali finis urutan ketiga.

Sebaliknya Uruguay sudah tiga kali tampil dalam perebutan tempat ketiga pada 1954, 1970 dan 2000 tapi tak pernah sukses memenangkannya.

Spanyol dan Argentina menjadi dua negara yang pernah menjuarai Piala Dunia tapi tak pernah tampil dalam pertandingan perebutan tempat ketiga.

Ironisnya finis tempat ketiga Piala Dunia menjadi pembawa sial untuk Polandia (1982), Prancis (1986), Italia (1990), Swedia (1994), Kroasia (1998), Turki (2002) dan Belanda (2014), karena dua tahun setelah mencapai posisi itu mereka gagal masuk putaran final Piala Eropa.

Tapi selain kena tulah itu, Kroasia ternyata kemudian menyeruak menjadi kekuatan baru dalam sepak bola dunia sampai menjadi finalis edisi 2018 yang hampir diulanginya tahun ini.

Sementara bagi Maroko ini adalah yang pertama dan sekaligus kesempatan mempertebal catatan bersejarah mereka setelah sekali menjuarai Piala Afrika dan sekali Piala Arab.

Sebelum edisi 2022, Maroko sudah menorehkan sejarah sebagai tim Afrika pertama yang memuncaki grup putaran final Piala Dunia pada 1986. Mereka juga salah satu dari tim Afrika dan Arab yang sudah sering tampil dalam putaran final Piala Dunia dengan total enam kali.

Kini mereka berpeluang menjadi tim Afrika, Arab dan non Amerika Selatan-Eropa pertama setelah Amerika Serikat yang finis urutan ketiga Piala Dunia.

Baca juga: Membayangkan pertarungan Messi melawan Mbappe
Baca juga: Perjalanan Argentina dan Prancis ke final Piala Dunia 2022
Baca juga: Pasar taruhan harapkan Kylian Mbappe sisihkan Lionel Messi

Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2022