Ilustrasi - Sepatu emas dan trofi Piala Dunia 2022 Qatar (ANTARA/Juns)


Sepatu Emas

Mengutip catatan ESPN, sejak pertandingan perebutan tempat ketiga pertama kali dikenalkan pada Piala Dunia 1930, tidak ada satu pun laga dalam partai ini yang berakhir tanpa gol sehingga tak pernah diselesaikan dengan adu penalti.

Bahkan sejak Polandia mengalahkan Brazil 1-0 dalam laga perebutan tempat ketiga Piala Dunia 1974, tak pernah ada laga yang berakhir dengan cuma satu gol.

Dari 19 kali pertandingan perebutan tempat ketiga, hanya tiga laga yang menghasilkan hanya satu gol, yakni ketika Chile menang 1-0 atas Yugoslavia pada 1962, Jerman Barat menaklukkan Uruguay 1-0 pada 1970, dan Brazil menyerah 0-1 kepada Polandia pada 1974.

Bahkan empat dari laga perebutan tempat ketiga yang terakhir sejak Piala Dunia 1994 di AS, menghasilkan minimal empat gol, sehingga total memproduksi 26 gol yang semuanya terjadi dalam waktu normal.

Sebaliknya, dalam periode yang sama itu, hanya satu laga final Piala Dunia yang menghasilkan lebih dari empat gol ketika Prancis menghentikan Kroasia 4-2 dalam final Piala Dunia Rusia 2018. Partai-partai final dalam periode itu hanya menghasilkan total 15 gol dalam waktu normal.

Total, sepanjang sejarah Piala Dunia, 73 gol tercetak dalam 19 pertandingan perebutan tempat ketiga (pada edisi 1930 dan 1950 partai ini tak dimainkan), sebaliknya 77 gol tercetak dalam 21 pertandingan final Piala Dunia.

Pada edisi 1930 dan 1950 tak ada pertandingan perebutan tempat ketiga sehingga posisi ini ditentukan oleh kinerja dalam partai-partai sebelumnya.

Dalam kata lain secara rata-rata, laga perebutan tempat ketiga lebih produktif ketimbang pertandingan final, yakni 3,84 gol per pertandingan melawan 3,66 gol per pertandingan.

Bahkan dalam partai ini tercipta rekor gol tercepat dalam Piala Dunia yang sampai kini tak tergoyahkan ketika Hakan Sukur mencetak gol pada detik kesebelas kala Turki mengalahkan Korea Selatan dalam perebutan tempa ketiga Piala Dunia 2002.

Produksi gol yang tinggi ini terjadi karena tim-tim yang bertanding dalam perebutan tempat ketiga cenderung sama-sama memasang formasi menyerang yang lebih berani ketimbang laga-laga fase lainnya, termasuk final.

Dalam partai ini pula tiga pemain dianugerahi Sepatu Emas setelah mencetak gol dalam pertandingan perebutan tempat ketiga.

Ketiganya adalah Salvatore "Toto" Schillaci yang mencetak gol penentu kemenangan dari titik penalti yang membuat Italia menyudahi perlawanan Inggris 2-1 pada Piala Dunia 1990.

Kemudian Davor Suker yang memenangkan Kroasia pada 1998 dan Thomas Muller yang membuat Jerman merebut tempat ketiga pada Piala Dunia 2010.

Baca juga: Kapten Inggris sabet Sepatu Emas Piala Dunia 2018
Baca juga: Piala Dunia - Klose Impikan Gelar "Sepatu Emas"


Selanjutnya: Dominasi Amerika Selatan-Eropa

Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2022