Muslimah Indonesia diminta beri perhatian pada empat masalah utama: kemiskinan ekstrem, kesehatan, ketenagakerjaan, dan kekerasan.
Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin membuka secara resmi Kongres Ke-3 Muslimah Indonesia (KMI) yang digelar Komisi Perempuan, Remaja, dan Keluarga (KPRK) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat di Jakarta, Senin.

Kegiatan yang dilaksanakan secara hybrid pada tanggal 19—21 Desember ini mengusung tema Peran dan Kontribusi Perempuan di Berbagai Bidang Pasca Pandemi.

Dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin, Ketua MUI Bidang PRK Amany Lubis mengatakan bahwa KPRK MUI Pusat sebagai wadah para ulama, zuama, dan cendekiawan muslim memiliki tanggung jawab besar dalam membantu perempuan menghadapi kehidupan pascapandemi COVID-19.

Oleh karena itu, KPRK dipandang perlu berdiskusi dengan seluruh perempuan Indonesia, bahkan dunia yang sama-sama memiliki konsentrasi serta peduli terhadap kemanusiaan dan kemajuan peradaban.

"Maka, dengan ini KPRK MUI Pusat bermaksud menyelenggarakan Kongres Ke-3 Muslimah Indonesia (KMI)," tuturnya.

Menurut Amany, perubahan besar yang terjadi di dunia pascapandemi COVID-19 nyata adanya sehingga diskusi mengenai dampak pandemi, khususnya yang menyangkut kaum perempuan sangat penting untuk mencari berbagai alternatif solusinya.

"Perempuan yang membentuk setengah dari penduduk Indonesia tidak lepas dari situasi ini, apalagi sebagian besar dari mereka terlibat dalam angkatan kerja," ujarnya.

Amany mengatakan bahwa KMI akan mengidentifikasi isu perempuan pada era normal baru, mengkaji isu tentang perempuan, remaja, anak, dan keluarga serta mendorong potensi perempuan dalam mewujudkan ketahanan keluarga.

Ia pun berharap kongres ini dapat menguatkan kemitraan pemberdayaan perempuan dunia sekaligus memberdayakan Muslimah dan perempuan secara umum di bidang pendidikan, ekonomi, sosial, dan sains.

"Selain itu, menguatkan kebijakan pemberdayaan dan perlindungan perempuan, anak, remaja, dan keluarga," imbuhnya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua KPRK MUI Pusat Siti Ma’rifah menambahkan bahwa KMI menjadi wadah komunikasi dan informasi dalam mendukung eksistensi perempuan, remaja, anak, dan ketahanan keluarga.

Menurut Ma'rifah, KMI dihadiri oleh pemimpin Muslimah dari kalangan ulama, zuama, serta cendekiawan nasional dan internasional.

Ia menyebutkan sekitar 400 orang hadir secara luring (offline) dan daring (online), dari berbagai unsur, seperti tokoh perempuan dan Muslimah Indonesia, tokoh perempuan dari negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), ormas perempuan Islam, pimpinan Komisi PRK MUI se-Indonesia, budayawan, pemuda, akademisi, dan media.

Secara perinci, Ma'rifah menjelaskan bahwa kongres terdiri atas empat panel utama yang akan membahas peran perempuan modern dalam perspektif agama dan perdamaian, kedudukan perempuan dalam konstitusi di negara muslim, serta ekonomi syariah sebagai solusi untuk menghadapi ancaman resesi dunia.

"Panel utama juga akan membahas peran dan kontribusi perempuan dalam bidang politik, sosial, budaya, pendidikan, kesehatan, dan sains teknologi," tambahnya.

Sementara itu, Wapres Ma'ruf Amin dalam sambutannya meminta Muslimah Indonesia memberikan perhatian pada empat masalah utama yang dihadapi perempuan, yakni kemiskinan ekstrem, kesehatan, ketenagakerjaan, dan kekerasan.

"Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, Kongres Ke-3 Muslimah Indonesia saya nyatakan dibuka," ujar Wapres meresmikan pembukaan kongres.

Baca juga: Kongres Muslimah Indonesia identifikasi isu perempuan pascapandemi
Baca juga: Ikatan Pengusaha Muslimah: Pendekatan sosial tekan COVID-19 di pasar


Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2022