Sungailiat (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bangka, Kepulauan Bangka Belitung mengingatkan nelayan tradisional untuk mewaspadai gelombang pasang di area penangkapan.

"Saya ingatkan nelayan yang melakukan penangkapan ikan untuk tetap mewaspadai gelombang di area penangkapan, karena saat ini ketinggian gelombang mencapai lebih kurang lima meter," kata Kepala BPBD Kabupaten Bangka Nursi di Sungailiat, Minggu.

Baca juga: Nelayan di Bangka diberi edukasi informasi iklim BMKG pusat

Dia mengatakan ketinggian gelombang air laut yang mencapai lima meter cukup membahayakan bagi kapal tradisional yang umumnya hanya berkapasitas di bawah 10 gros tone.

"Kapal nelayan yang terpaksa melaut harus dilengkapi dengan alat keselamatan jaket pelampung, lampu isyarat dan kelengkapan keselamatan yang lain," ujarnya.

Nursi juga mengingat masyarakat pesisir untuk mewaspadai terjadinya banjir rob tidal flood yang disebabkan pasang surut air laut.

"Meskipun banjir rob sifatnya hanya sementara, bagi masyarakat di pemukiman pesisir pada dataran rendah harus tetap mewaspadai dengan cara menyelamatkan properti rumah jika air masuk ke pemukiman warga," kata dia.

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Bangka Lukman mengimbau nelayan yang terpaksa melaut hendaknya segera kembali ke pelabuhan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.

Baca juga: Polisi Bangka Barat perketat pengawasan kapal di pelabuhan nelayan

Baca juga: Presiden Jokowi serap keluhan nelayan di Bangka Barat


"Gelombang air pasang biasanya disertai angin kencang yang sangat membahayakan bagi kapal nelayan," kata dia.

Nelayan yang di laut, kata Lukman, disarankan saling berdekatan saat melakukan penangkapan agar mudah mendapat pertolongan dari nelayan lain jika mengalami kendala.

"Bagi nelayan yang masih di darat, untuk sementara jangan dulu melaut sampai kondisi di perairan laut benar - benar aman bagi kapal nelayan," ujarnya.

Pewarta: Kasmono
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022