Atambua (ANTARA News) - Lebih dari 800 orang sudah meninggalkan Dili, ibukota Timor Timur (Timtim) pasca kerusuhan 28 April lalu yang menewaskan empat orang melalui pintu perbatasan Motain, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT). Sejak 29 April hingga Senin siang sudah tercatat sekitar 800 orang yang meninggalkan Dili melalui pintu Motain," kata seorang petugas pencatat di Kantor Imigrasi Atambua, di Motaain, Senin. Dari jumlah tersebut, 604 orang di antaranya adalah warga negara Indonesia yang selama ini bekerja di Dili. Pada Senin pagi tercatat, 29 WNI dan tiga warga negara asing yakni dari Jerman dan Philipina yang meninggalkan Dili. Tercatat pula empat buah truk jenis tronton yang mengangkut barang-barang pengusaha Atambua dan Kupang dari Dili untuk diselamatkan di Kabupaten Belu, sampai situasi normal kembali. Mereka-mereka yang meninggalkan Kota Dili Timor Timur ini mengaku situasi di kota itu sangat mencekam, karena para anggota tentara yang dipecat dari kesatuannya terus melakukan konsolidasi. Situasi di ibukota negara itu sangat mencekam, sebagian besar warga sudah mengungsi ke kampung-kampung di luar Kota Dili, kata Rudi, seorang pengusaha asal Kupang. Dia memutuskan untuk kembali ke NTT karena berkembang informasi bahwa pada Senin (8/5) akan terjadi aksi besar-besaran yang dilakukan tentara yang dipecat dari kesatuan Maret lalu. Dia akan kembali ke Timor Timur untuk melanjutkan usahanya jika situasi sudah kembali normal seperti biasa. "Di Dili juga kami tidak bisa berusaha karena para pekerja semuanya pulang. Kita hanya mengantisipasi saja, tapi kalau sudah normal kita kembali ke Dili," katanya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006