Makassar (ANTARA) - Pemerintah Kota Makassar, Sulawesi Selatan menerima bantuan Dana Siap Pakai (DSP) dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebesar Rp350 juta untuk penanganan bencana di daerah itu.

Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto di Makassar, Senin, menyampaikan terima kasih kepada BNPB atas bantuan untuk penanganan bencana di daerah itu.

"Terima kasih atas bantuan yang diberikan kepada Kota Makassar. Bencana memang kita tidak bisa prediksi secara tepat. Tapi kita perlu siap siaga. Apalagi akhir tahun kemarin dua kecamatan kami terendam banjir,” ujarnya.

Danny -- apaan akrab Ramdhan Pomanto-- itu, mengatakan bantuan DSP bakal untuk keperluan penanganan bencana, salah satunya pemenuhan logistik yang dibutuhkan para korban.

Ia menyebutkan sepanjang 2022 tercatat 122 bencana hidrometeorologi basah terjadi di Kota Makassar. Hidrometereologi basah, meliputi banjir, puting beliung, dan tanah longsor.

"Di akhir tahun kemarin kami mengalami bencana hidrometeorologi, banjir, dan angin puting beliung terjadi. Kami pun sudah membangun posko darurat bencana," katanya.

Baca juga: Dinkes Makassar tangani gangguan kesehatan pengungsi banjir

Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto yang menyerahkan bantuan kepada 14 kabupaten dan kota di Sulsel itu berharap, dana bantuan digunakan sebaik-baiknya untuk membantu para korban bencana.

Dana yang yang diserahkan senilai Rp350 juta dengan pembagian Rp100 Juta untuk dukungan logistik kegiatan penanganan darurat bencana hidrometeorologi 2023 dan Rp250 juta untuk dukungan operasional kegiatan penanganan darurat bencana hidrometeorologi.

Kota Makassar juga menerima bantuan berupa 1.000 lembar alas lantai atau matras dan 1.000 lembar selimut.

"Kami di BNPB sepanjang 2022 telah mendata ada sebanyak 3.531 bencana terjadi di Indonesia," katanya.

Dia menyebutkan angka tersebut turun jika dibandingkan dengan pada 2021. Namun, untuk korban dan kerusakan meningkat.

Puncaknya, katanya, saat gempa Cianjur yang menelan korban jiwa 602 orang dan 70 ribu rumah.

"Di tahun 2022 yang menonjol itu hidrometereologi basah, seperti banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem," katanya.

Oleh karena itu, katanya, demi mengantisipasi potensi bahaya bencana hidrometereologi basah di daerah rawan bencana diperlukan kerja sama dan koordinasi yang baik.

"Kami selalu siap membantu dan mendampingi. Saya harap DSP yang kami berikan dapat digunakan dengan baik dan tepat sasaran. Penggunaannya pun untuk pemenuhan tanggap cepat bencana yang terjadi," ucapnya.

Baca juga: Wali Kota Makassar libatkan polisi lingkungan tindak pemicu banjir
Baca juga: BPBD: 3.344 rumah terdampak banjir di Makassar

Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023