Jakarta (ANTARA) - Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik Indra Exploitasia mengatakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tengah mengembangkan bioprospeksi sebagai salah satu langkah mengubah paradigma konservasi dapat menjadi sumber pendapatan.

Di diskusi Podcast Pojok Iklim diikuti virtual dari Jakarta, Rabu, Indra mengatakan KLHK dalam rangka sosialisasi Konvensi Keanekaragaman Hayati mendorong perubahan paradigma dari konservasi merupakan aktivitas yang menjadi pusat pengeluaran biaya.

"Itu (bioprospeksi) adalah satu program yang sedang dikembangkan oleh KLHK dan kemudian sudah masuk RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) juga," ujarnya.

Bioprospeksi sendiri adalah sebuah upaya ilmiah untuk mencari dan mengeksplorasi sumber biologi dan genetik lokal untuk membawa biodiversitas atau keanekaragaman hayati menjadi produk yang bernilai komersial.

Perubahan paradigma perlu dilakukan dari konservasi sebagai aksi yang menjadi pusat pengeluaran biaya, menjadi suatu kegiatan yang juga berpotensi menjadi sumber pendapatan termasuk bioprospeksi.

"Bagaimana mengubah kegiatan-kegiatan yang tidak hanya menghabiskan uang saja, sehingga kita perlu cost untuk kegiatan konservasi, tapi juga kita menghasilkan sesuatu untuk negara dan tentunya untuk masyarakat," kata Indra.

Contoh lain konservasi dapat menjadi sumber pendapatan adalah ekowisata, yang kini semakin banyak jumlahnya di Tanah Air.

Ekowisata, katanya, dapat menjadi contoh bahwa konservasi tidak menjadi pusat pengeluaran pembiayaan tapi juga menghasilkan keuntungan.

Namun, dia mengakui bahwa konservasi adalah suatu kegiatan yang bisa dilakukan oleh hanya pemerintah. Bukan hanya masalah pembiayaan, tapi juga melakukan tiga prinsip konservasi yaitu perlindungan, pemanfaatan lestari dan bagaimana melakukan pengawetan.

"Ini kerjaan yang sangat luar biasa besarnya. Kita tidak mungkin bisa kerja sendiri dan itu yang harus bersama-sama kita lakukan dengan para pihak," demikian Indra Exploitasia.


Baca juga: Damkar Trenggalek serahkan kukang jawa ke BBKSDA untuk konservasi
Baca juga: Gerakan konservasi di Temanggung targetkan tanam 120.000 bibit

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023