Jakarta (ANTARA) - Redaktur Jurnal Prisma, Rahadi Teguh Wiratama mengatakan bahwa Diplomat sekaligus Politikus Soedjatmoko adalah seorang intelektual dengan pemikiran kritis yang menunjang pembangunan Indonesia sejak zaman kemerdekaan.

“Kalau kita melihat sosok Soedjatmoko, beliau adalah satu dari sekian banyak intelektual yang cukup menonjol di Indonesia pada zamannya,” kata Rahadi dalam Peluncuran Prisma Seratus Tahun Soedjatmoko di Jakarta, Jumat.

Rahadi menuturkan bahwa sudah sedari dulu, berbagai buku atau tulisan yang memuat pemikiran Soedjatmoko dijadikan sebagai salah satu kebutuhan dalam meningkatkan pengetahuan bangsa. Misalnya, Dimensi Manusia dan Pembangunan atau bukunya yang berjudul Pembangunan dan Kebebasan.

Baca juga: Kurator: Soedjatmoko tokoh bangsa dengan pola pikir melampaui zaman

“Pada tahun itu Soedjatmoko sudah mencanangkan paradigma kebebasan dan kemanusiaan dalam pembangunan di era ketika otorisme orde baru menguat dan secara tidak langsung itu menggambarkan bahwa pandangannya kritis, termasuk pada pemerintah orde baru,” katanya.

Pria yang akrab disapa Bung Koko pada masa 1973, diketahui sudah mengkritik akses-akses pembangunan ekonomi khususnya pertumbuhan ekonomi yang berbasis material. Pada saat orde baru mencanangkan pembangunan bertumpu pada ekonomi semata.

Sebagai intelektual sejati, tiap pemikiran Soedjatmoko secara kritis dianggap memberikan solusi serta masih relevan, dengan kondisi pembangunan bangsa saat ini beserta tiap permasalahan yang ada di dalamnya.

Sebagai bentuk penghormatan dan kekagumannya pada Soedjatmoko, pihaknya telah merilis sebuah buku bertajuk “Peluncuran Prisma: Seratus Tahun Soedjatmoko”, yang dapat dipesan sebelum tanggal 31 Januari 2023.

Buku tersebut memuat sejumlah topik menarik terkait Soedjatmoko dalam beberapa bagian, yakni Sodjatmoko: Filsuf, Humanis, dan Spiritualis, Diplomat Cendekiawan, Polemik Soedjatmoko versus Boejoeng Saleh: Krisis yang Berlanjut hingga sebuah tesis mengenai Sosialisme-Demokrastis dan Pembangunan: Pemikiran Kaum Intelektual Partai Sosialis Indonesia.

Baca juga: Melihat perjalanan Soedjatmoko langsung dari kediamannya

Baca juga: Pengamat: Soedjatmoko dilahirkan untuk menjawab tantangan modernisasi


Buku yang diluncurkan tersebut, juga memuat sebuah artikel terkait pelanggaran terhadap hak-hak minoritas Muslim hingga esai mengenai revolusi, pembangunan dan pembebasan manusia. Dimana buku tersebut dapat dipesan melalui tautan berikut ini.

Ia berharap buku yang ia luncurkan dapat melahirkan sudut pandang baik yang dapat menunjang pembangunan bangsa, dan menambah wawasan bangsa melalui setiap perjalanan Soedjatmoko.

“Humanisme dan kebebasan yang dicanangkan Soedjatmoko selalu menginspirasi banyak orang dan membuat orang lain berpikir ulang terkait masalah pembangunan saat ini. Apalagi, kalau melihat pembangunan saat ini, jadi merefleksikan pemikirannya yang relevan pada zamannya,” ujar Rahadi.

Sebagai informasi, Soedjatmoko Mangoendiningrat seorang diplomat dan politikus Indonesia yang terkenal pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia era 1940-an. Beberapa sumbangsih besarnya bagi negara, yaitu pernah dikirim sebagai salah satu wakil Indonesia di PBB, menjadi Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat hingga menjadi penasihat Menteri Luar Negeri Indonesia Adam Malik.

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023