Lumajang, Jawa Timur (ANTARA) - Sudah sebanyak 1.658 kepala keluarga (KK) penyintas erupsi Gunung Semeru sudah menerima kunci hunian di relokasi di Desa Sumbermujur, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, yang dilakukan secara bertahap.

Pemerintah Kabupaten Lumajang menyerahkan kunci hunian relokasi kepada 266 KK penyintas erupsi Gunung Semeru tahap kesepuluh relokasi Bumi Semeru Damai di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Lumajang, Rabu.

"Penyerahan kali ini sudah memasuki tahap kesepuluh dengan 266 kunci yang diserahkan, sehingga total penerima kunci dari tahap pertama sampai tahap kesepuluh berjumlah 1.658 KK," kata Kepala Pelaksana BPBD Lumajang Patria Dwi Hastiadi di Lumajang.

Menurutnya, penyerahan kunci memang dilakukan secara bertahap karena ada beberapa faktor dan tahapan administrasi yang perlu dilaksanakan, sehingga penerima kunci diverifikasi berdasarkan kesesuaian dengan data administrasi kependudukan (adminduk) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Lumajang.

Baca juga: Gunung Semeru meletus lagi, disertai suara gemuruh dan guguran

Baca juga: Gunung Semeru erupsi dengan ketinggian asap hingga 1.000 meter


"Data penerima hunian tetap (huntap) disesuaikan dengan data adminduk dari Dispendukcapil, kemudian disesuaikan dengan data di lapangan," tuturnya.

Apabila sudah sesuai, maka yang berhak menerima hunian tetap dan hunian sementara akan diberikan kuncinya, sehingga permasalahan-permasalahan yang terjadi akan dikoordinasikan bersama perangkat desa dan kecamatan.

Ia mengatakan pemberian kunci masih diprioritaskan untuk warga yang berada pada zona merah peta kawasan rawan bencana (KRB) erupsi Gunung Semeru.

"Prioritas untuk warga yang khususnya di daerah zona merah sesuai peta KRB yang dikeluarkan oleh PVMBG akan didahulukan untuk menempati hunian tetap dan hunian sementara yang merupakan prioritas dari Pemkab Lumajang," ujarnya.*

Baca juga: Erupsi dan guguran masih terjadi di Gunung Semeru

Baca juga: Wabup Lumajang: Warga di zona merah Semeru dapat hunian relokasi

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023