Untuk yang bersifat komersial, kami larang. Buat jadi tempat parkir mobil pun tidak boleh
Jakarta (ANTARA) - Sebuah kota idealnya menerapkan konsep kota hijau dan berwawasan lingkungan. Salah satunya dengan menyediakan ruang terbuka hijau (RTH), tak terkecuali di Provinsi DKI Jakarta dan kawasan pesisirnya, Jakarta Utara.

Aparatur pemerintah daerah setempat telah mencanangkan pengadaan RTH di lahan tidur di sisi jalan raya yang gersang lewat skema penanaman pohon setiap hari Jumat.

Salah seorang di antaranya adalah Lurah Sunter Agung Danang Wijanarka. Dia membuka lahan tidur bekas TK Borobudur RW 017 Sunter Agung di Tanjung Priok, Jakarta Utara, seluas 1.490 meter persegi untuk ditata warga setempat menjadi sebuah RTH berupa taman lingkungan.

Ketua RW 017 Sutjinto Kanti menyatakan penataan lahan tidur bekas tempat mendidik anak usia dini itu menggunakan anggaran mandiri dari salah seorang warga sebesar Rp300 juta.

Sebelum penataan dilaksanakan sekitar tahun 2020, lahan tidur bekas TK tersebut begitu tak terawat. Banyak ilalang yang tumbuh tinggi serta pohon yang tampak menyeramkan.

"Dahulu tidak ada yang berani mendekat ke sini karena katanya banyak ular. Akan tetapi setelah kami tata menjadi taman begini, aman, jadi banyak anak yang datang," kata Sutjinto.

Setelah ada RTH, ketertarikan warga, khususnya anak-anak di Perumahan Sacna Nusantara terhadap taman, begitu tinggi. Karena itu, pengurus RW 017 berupaya membuat taman lingkungan di Jalan Nusantara 7 itu tetap bertahan menjadi sarana edukasi.
Ruang Terbuka Hijau di bekas lahan TK Borobudur di RW 017 Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (21-1-2023). ANTARA/Abdu Faisal

Sementara, bangunan bekas TK seluas 192 meter persegi di atas lahan tidur itu dicat ulang dengan warna terang dan di dindingnya terdapat lukisan presiden-presiden Indonesia agar anak-anak mengenal wajah-wajah para pemimpin negara ini.  Dinding pagar dicat warna putih dengan tambahan gambar bendera 195 negara-negara di dunia.

Sejumlah mainan bekas TK Borobudur juga ada yang dipertahankan, namun di lahan tidur tersebut kini terdapat sebuah kandang burung besar seperti yang ada di Kebun Binatang Ragunan serta bagian belakang gedung TK sudah ada kolam ikan dan kebun anggur.

"Di sini anggurnya yang jenis lonjong hijau begitu, rasanya manis banget," kata Pengurus Harian Taman Lingkungan RW 017 Hengky Himawan.

Hengky, seorang sinse atau tabib pengobatan China itulah yang merawat seluruh area taman lingkungan RW 017 tersebut.

Lingkungan tersebut dia tata dengan konsep keseimbangan antara elemen air, tanah, dan udara, baik kolam ikan yang mengalir di bawah maupun tanaman anggur merambat di bagian atas.

"Karena saya juga mendalami sinse, saya senang menata lingkungan supaya menyehatkan," kata Hengky.


Diserahterimakan

Areal bekas TK Borobudur di RW 017 Sunter Agung telah diserahterimakan kepada kelurahan untuk pengelolaannya sejak tanggal 30 Desember 2020. Sebelumnya, lahan milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tersebut dikelola oleh Badan Pengelolaan Aset Daerah.

Dalam lampiran berita acara serah terima yang diterima di Jakarta, tercatat nilai lahan 1.490 meter persegi bekas TK Borobudur tersebut sekitar Rp5,5 miliar, sedangkan bangunannya seluas 192 meter persegi memiliki nilai sekitar Rp94 juta.

Ketika lahan sudah dalam penguasaan Kelurahan Sunter Agung, Lurah Sunter Agung Danang Wijanarka menyadari bahwa pengurus dan warga RW 017 ingin memiliki sebuah taman lingkungan.

Namun, kelurahan mensyaratkan taman lingkungan tersebut dibuat dengan memperhatikan prinsip pengelolaan tak bersifat komersial karena hal itu bisa merugikan negara.

"Untuk yang bersifat komersial, kami larang. Buat jadi tempat parkir mobil pun tidak boleh," tegas Danang.

Persyaratan itu dipahami oleh Sutjinto Kanti sehingga pintu taman lingkungan tersebut sengaja dibuka selebar-lebarnya agar dapat dikunjungi setiap warga RW 017 secara gratis alias tanpa dipungut biaya sepeser pun.

Selain itu, pihak RW 017 juga memfasilitasi kegiatan di taman lingkungan itu, baik yang bersifat pendidikan anak usia dini maupun kegiatan lain bersifat kemanusiaan, misalnya saat perayaan Imlek lalu diadakan kegiatan bakti sosial dengan memberi makanan kepada pedagang keliling, satpam, maupun juru parkir di lingkungan RW 017.

"Di sini air dan kopi kemasan bisa diambil gratis, syaratnya cuma satu, piring dan gelas bawa sendiri. Atau kalau mau ambil dari sini, harus mau mencuci sendiri," katanya.

Peran masyarakat

Kelurahan Sunter Agung memotivasi masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam gerakan menanam pohon dengan target 600 pohon ditanam sejak Oktober 2022 hingga akhir Februari 2023.

Hingga saat ini, sudah ada  301 pohon yang ditanam di berbagai lokasi di wilayah Kelurahan Sunter Agung.

Meskipun beberapa penghijauan dilakukan di jalan-jalan raya, Lurah Sunter Agung juga menggerakkan penanaman yang dilakukan oleh warga di kawasan permukiman dengan melibatkan kontribusi RT-RW.

Hingga pertengahan Januari 2023 ini, penanaman di kawasan permukiman telah dilaksanakan di empat RW. Ke depan,  penanaman pohon tersebut bakal menyasar seluruh 20 RW se-Kelurahan Sunter Agung

Ruang terbuka hijau sendiri memiliki fungsi sosial, ekonomi, seni budaya, dan fungsi ekologis sehingga keterlibatan masyarakat sangat diharapkan dalam perencanaan tata ruang perkotaan.

Masyarakat serta pelaku bisnis diminta dapat mendukung program pemerintah demi menciptakan kota yang sehat serta dapat menunjang pertumbuhan ekonomi dan pembangunan.

Kegiatan menanam pohon setiap hari Jumat adalah arahan dari Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono kepada setiap jajaran wilayah administrasi DKI Jakarta, mulai dari wali kota, bupati, hingga satuan kerja perangkat daerah terkait.

Penanaman pohon merupakan langkah konkret penghijauan yang bakal berdampak pada penyerapan air lebih cepat, keseimbangan alam, dan meminimalisasi polusi udara.

Untuk menjadikan DKI Jakarta lebih sehat, hijau, dan asri, perlu lebih banyak lagi ruang terbuka hijau yang disediakan setelah Kelurahan Sunter Agung memulainya.















 

Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2023