Salahnya di mana. Wakil ketua juga harus klarifikasi dan minta maaf di media karena justru yang mencemarkan nama baik adalah MWA
Solo (ANTARA) - Ratusan mahasiswa Program Studi Fakultas Keolahragaan (FKOR) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta melakukan aksi demonstrasi menuntut penjelasan somasi dari Majelis Wali Amanat (MWA) kepada Dekan FKOR Sapta Kunta Purnama.

Pantauan di Solo, Jawa Tengah, Kamis, aksi demonstrasi diikuti oleh ratusan mahasiswa, alumni, dan dosen FKOR. Salah satu perwakilan mahasiswa Rohadi Setyo Wibowo mengatakan aksi tersebut menuntut agar ada penjelasan terkait somasi.

"Somasi yang dilakukan MWA UNS kepada dekan kami duduk permasalahannya tidak jelas. Apa yang membuat dekan kami disomasi," katanya.

Menurut dia, Sapta sudah menerima surat somasi sebanyak dua kali. Ia mengatakan tidak ada yang salah dari sikap yang dilakukan oleh Sapta.

"Kami merasa terganggu, terusik, seharusnya kami fokus menyiapkan kejuaraan, karena adanya somasi kami merasa terganggu. Tidak melakukan kesalahan kok disuruh minta maaf," katanya.

Baca juga: Sajidan peroleh suara terbanyak pada pemilihan calon Rektor UNS

Oleh karena itu para mahasiswa meminta agar somasi tersebut dicabut dan pihak MWA menyampaikan apa kesalahan yang dilakukan oleh Dekan FKOR.

"Salahnya di mana. Wakil ketua juga harus klarifikasi dan minta maaf di media karena justru yang mencemarkan nama baik adalah MWA," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga FKOR UNS Haris Nugroho mengatakan aksi solidaritas tersebut untuk menanyakan somasi yang diberikan kepada Dekan FKOR.

"Dalam somasi yang diberikan oleh MWA, Prof Hasan Fauzi (Wakil Ketua MWA), intinya menuduh Pak Dekan menyampaikan berita bohong, melakukan pencemaran nama baik MWA," katanya.

Ia mengatakan somasi pertama dilayangkan pada 9 Januari 2023. Pada saat itu sudah ada upaya dari Sapta Kunta untuk mempertanyakan maksud somasi tersebut.

"Karena kami sebagai anak menghadap orang tua. Kemudian MWA tidak bisa ditemui, yang menemui malah kuasa hukum MWA. Ini menambah sakit hati kami, kami dianggap orang luar di UNS. Padahal kami adalah universitas Benteng Pancasila, tentu mengedepankan kekeluargaan, musyawarah, mufakat apabila ada masalah," katanya.

Baca juga: Rektor UNS terpilih berkomitmen tingkatkan ranking PT

Awalnya pada aksi tersebut para pendemo meminta agar bertemu langsung dengan Wakil Ketua MWA Hasan Fauzi. Meski demikian Hasan tidak bisa ditemui dan ruangan MWA juga terkunci. Bahkan para peserta aksi berinisiatif menyegel ruangan MWA tersebut.

Rektor UNS Jamal Wiwoho yang berkesempatan menemui para peserta aksi demonstrasi menjanjikan akan menyampaikan tuntutan kepada pihak MWA.

"Karena sudah mendapatkan pesan-pesan ini akan saya sampaikan ke MWA. Sebelum turun saya minta ke sekretariat untuk membuatkan surat dan akan saya tanda tangani untuk kemudian diserahkan ke MWA, agar segera difasilitasi ketemu MWA," katanya.

Ia mengatakan dalam surat tersebut rektor meminta agar dapat segera berkomunikasi dengan MWA. "Karena komunikasi tentu kami tidak bisa memberikan kepastian, namun harapannya segera ada pertemuan tindak lanjut," katanya.

Saat dikonfirmasi Hasan Fauzi enggan merespons aksi tersebut. "Nggak, nggak, saya sedang di rumah sakit. Jangan diganggu deh ya," katanya.

Sebelumnya somasi dilakukan sebagai buntut dugaan kecurangan dalam pemilihan Rektor UNS.

Baca juga: Pemilihan Rektor UNS dinilai janggal
Baca juga: Presiden Jokowi berpesan UNS harus lincah hadapi perubahan


 

Pewarta: Aris Wasita
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023