Kigali, Rwanda (ANTARA) - Paus Fransiskus mendesak para pemuda di Afrika untuk mengukir masa depan baru tanpa persaingan etnis dan korupsi yang memicu konflik berdarah di benua itu.

Imbauan itu disampaikan Fransiskus ketika berbicara kepada lebih dari 65.000 anak muda di Martyrs Stadium di Kinshasa pada Kamis (2/2), atau pada hari ketiga kunjungannya ke Kongo.

Dia mengimbau mereka untuk "melakukan hal yang benar" dan memperingatkan agar tidak mengulangi kesalahan generasi sebelumnya.

“Katakan 'tidak' pada korupsi. Kejujuran memberikan penangkal bagi kanker korupsi,” ujar Fransiskus.

“Jika seseorang menawari Anda suap, atau menjanjikan Anda bantuan dan banyak uang, jangan jatuh ke dalam perangkap. Jangan tertipu. Jangan tersedot ke dalam rawa kejahatan," kata dia, melanjutkan.

Fransiskus mendesak kaum muda untuk bekerja demi masa depan yang lebih baik dengan sering merenungkan apa yang disebutnya lima unsur, yaitu doa, komunitas, kejujuran, pengampunan, dan pelayanan.

Perekonomian Afrika telah kehilangan hampir 150 miliar dolar AS (sekitar Rp2.234 triliun) karena korupsi setiap tahun, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Laporan terbaru oleh pengawas antikorupsi global, Transparency International, menunjukkan beberapa negara dengan kinerja terburuk dalam indeks persepsi korupsi ada di Afrika.

Beralih ke persaingan etnis yang telah memicu konflik dan kekerasan di Kongo timur, Paus Fransiskus memperingatkan anak-anak muda untuk “berhati-hati terhadap godaan untuk menuding seseorang dan untuk mengucilkan orang lain karena dia berbeda.”

“Waspadalah terhadap kedaerahan, kesukuan, atau apa pun yang membuat Anda merasa aman dalam kelompok Anda sendiri,” kata dia.

Fransiskus yang tiba di Kongo pada Selasa (31/1) melanjutkan perjalanan ke Sudan Selatan pada Jumat bersama Uskup Agung Canterbury dan Moderator Gereja Skotlandia untuk melakukan “ziarah perdamaian.”

Sumber: Anadolu

Baca juga: Paus Fransiskus tegaskan kembali seruan untuk akhiri perang di Ukraina
Baca juga: Paus Fransiskus sebut pendahulunya Benediktus sakit parah

Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023