Karena keprihatinan saya tenaga-tenaga pembatik, tenaga-tenaga yang membuat perhiasan seperti di Kota Gede
Yogyakarta (ANTARA) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta pengusaha produk kerajinan baik perhiasan maupun batik, memberikan upah yang lebih baik kepada para perajin lokal di wilayahnya.

"Karena keprihatinan saya tenaga-tenaga pembatik, tenaga-tenaga yang membuat perhiasan seperti di Kota Gede dan sebagainya, itu harapan saya meningkat penghasilannya," kata Sultan HB X pada Perayaan Satu Tahun Teras Malioboro di Pelataran Teras Malioboro 1, Yogyakarta, Selasa.

Menurut Sultan, jika upah yang didapatkan para perajin di DIY masih kecil maka regenerasi sulit dilakukan sehingga hanya diisi oleh para orang tua.

"Selama para pengusaha itu bikin kain batik dari apa pun entah sutera atau katun untuk perhiasan, untuk aksesori itu tetap penghasilannya kecil, saya yakin yang kerja hanya orang tua, tidak akan ada pemuda yang mau (menjadi perajin)," kata Sultan.

Baca juga: Sultan HB X tetapkan UMP DIY Tahun 2023 naik sebesar 7,65 persen

Baca juga: Delegasi ATF 2023 nikmati tarian karya Sultan HB X


Padahal, menurut dia, pada tahun ini Pemda DIY memproyeksikan bisnis fesyen yang juga mencakup aneka produk kerajinan meliputi batik, perhiasan, hingga aksesori bakal mampu mendorong pertumbuhan ekonomi DIY.

Ia menilai bisnis itu memiliki potensi cukup besar untuk terus tumbuh dan berkembang di wilayahnya.

"Fesyen itu tidak sekadar kita bicara baju atau celana. Fesyen itu ya kelengkapan dari itu, ada sepatu, kaus kaki, kalau ibu-ibu ya ada aksesori, perhiasan, ada tas, topi, ada gift entah dari rotan, kayu atau besi. Potensi itu di Yogyakarta sengat besar," ujar dia.

Karena itu, ia berharap kalangan pengusaha atau pedagang produk kerajinan, termasuk yang ada di Teras Malioboro 1 maupun 2 memiliki kesadaran untuk ikut meningkatkan kesejahteraan para perajin.

Tanpa memperhatikan hal itu, Sultan khawatir usaha aneka produk kerajinan di provinsi ini lambat laun akan mati karena tidak ada regenerasi.

"(Pengusaha) jangan mau untung sendiri, harganya (dijual) jutaan tapi memberikan upah (perajin) relatif kecil, maka makin lama bukan tumbuh tapi makin lama akan mati karena tidak ada orang muda yang mau menggantikan pembatik-pembatik di Yogyakarta karena upah yang tidak memungkinkan," tutur Sultan.

Baca juga: Sultan Hamengku Buwono X serahkan DIPA 2023 sebesar Rp11,88 triliun

Baca juga: UGM kembali gelar Anugerah HB IX Award




 

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023