Ankara (ANTARA) - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Selasa (7/2) mengumumkan status keadaan darurat yang akan berlaku selama tiga bulan di 10 provinsi Turki yang terdampak gempa bumi dahsyat.

Keputusan itu diambil agar aktivitas pencarian dan penyelamatan serta kajian-kajian yang dilakukan setelahnya dapat dilaksanakan dengan cepat, kata Erdogan dalam konferensi pers.

Korban tewas akibat gempa bumi dahsyat yang melanda Turki selatan pada Senin (6/2) bertambah menjadi 5,434 orang, menurut kementerian kesehatan Turki.

Baca juga: Tim dokter Unhas perkuat tim Kemenkes bantu korban gempa di Turki
Baca juga: Christian Atsu selamat, direktur klubnya masih di bawah reruntuhan

 
   Sebanyak 53.317 anggota tim pencarian dan penyelamatan serta personel pendukung saat ini bekerja di zona gempa, menurut sang presiden


Otoritas Manajemen Bencana dan Kedaruratan (AFAD) Turki menyebutkan bahwa terdapat korban di sejumlah provinsi di Turki selatan, termasuk Kahramanmaras, Adana, Adiyaman, Osmaniye, Hatay, Kilis, dan Malatya, serta sejumlah provinsi di Turki tenggara, yakni Sanliurfa, Diyarbakir, dan Gaziantep.

Gempa bermagnitudo 7,7 mengguncang Provinsi Kahramanmaras di Turki selatan pada Senin pukul 04.17 dini hari waktu setempat (08.17 WIB), yang beberapa menit kemudian disusul oleh gempa bermagnitudo 6,4 di Provinsi Gaziantep, Turki selatan, dan gempa bermagnitudo 7,6 pada pukul 13.24 waktu setempat (17.24 WIB) di Provinsi Kahramanmaras.

Erdogan pada Senin menetapkan masa berkabung nasional selama tujuh hari untuk mengenang para korban, demikian Xinhua.

Baca juga: Korban tewas akibat gempa dahsyat di Turki bertambah jadi 3.381
Baca juga: KBRI Ankara: Sejumlah WNI yang hilang di Turki masih dalam pencarian


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2023