Budapest (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Hungaria mengunjungi Minsk, Belarus, pada Senin untuk "menjaga agar jalur komunikasi tetap terbuka" pada saat sebanyak 35 negara menuntut agar atlet Rusia dan Belarus dilarang tampil dalam Olimpiade Paris 2024.

Menteri Luar Negeri Peter Szijjarto mengatakan dalam sebuah posting dalam laman Facebook-nya bahwa selama di Belarus dia akan mewakili sikap Hungaria dalam upaya mencapai perdamaian di Ukraina.

"Jelas banyak yang akan mengecam saya karena kunjungan ini, tapi sikap kami jelas: saluran komunikasi harus tetap terbuka," kata Szijjarto sembari memposting foto-foto kunjungannya.

"Jika kami tidak melakukan ini, saya tidak akan bisa menyampaikan pesan seruan untuk perdamaian," sambung dia.

Negara-negara Baltik, negara-negara Skandinavia, dan Polandia menyeru badan-badan olahraga internasional agar  melarang atlet Rusia dan Belarus bertanding dalam Olimpiade karena perang terus berkecamuk di Ukraina.

Komite Olimpiade Hungaria tidak menjawab pertanyaan Reuters yang dikirim Jumat.

Baca juga: Rusia berusaha kumpulkan informasi soal infrastruktur energi Norwegia

Polandia menjadi tempat perlindungan utama bagi penentang Presiden Belarus Alexander Lukashenko dan Warsawa sudah menjadi salah satu pendukung tersetia Kiev sejak sekutu utama Belarus, Rusia, menginvasi Ukraina pada Februari 2022.

Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban mengatakan negaranya ingin menghindari perang, namun Ukraina yang merdeka dan berdaulat menjadi kepentingan nasional Hungaria.

Orban berulang kali mendesak gencatan senjata dan pembicaraan damai untuk mengakhiri perang Ukraina dan mengatakan Hungaria tidak akan mengirimkan senjata ke Ukraina.

Dia juga  menjadi penentang keras sanksi Uni Eropa terhadap Rusia. Dia menyebut sanksi itu merusak perekonomian Eropa, meski Budapest sejauh ini tetap mendukung aksi tersebut.

Pada saat yang sama, perdana menteri Hungaria yang berkuasa sejak 2010 itu mengatakan bahwa Hungaria "berusaha menyelamatkan apa pun yang dapat diselamatkan" dari kerja sama ekonominya bersama Rusia.

Hungaria bergantung kepada gas dan minyak Rusia, dan memiliki kontrak dengan Rosatom untuk sebuah pembangkit listrik tenaga nuklir.

Baca juga: Uni Eropa kembali sanksi Rusia, wartawan sampai pejabat terkena

Sumber: Reuters
 

Penerjemah: Atman Ahdiat
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023