Sistem pengawasan ini sebagai simbol bagaimana kesiapan Bawaslu mengawal dan mengawasi proses Pemilu dengan berbagai strategi
Makassar (ANTARA) - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Sulawesi Selatan mengelar siaga pengawasan menuju satu tahun Pemilu 2024 dengan meluncurkan komunitas digital pengawasan partisipatif dan memperkenalkan aplikasi "Jarimu Awasi Pemilu" sekaligus Deklarasi Pemilu Damai dan Berintegritas.

"Sistem pengawasan ini sebagai simbol bagaimana kesiapan Bawaslu mengawal dan mengawasi proses Pemilu dengan berbagai strategi dari segi pencegahan, pengawasan, pelanggaran serta penyelesaian sengketa" ujar anggota Bawaslu Sulsel Armayadi saat siaga pengawasan di Aula Bawaslu Sulsel, Makassar, Selasa.

Ia menjelaskan hadirnya aplikasi digital "Jarimu Awasi Pemilu" bisa dimanfaatkan bukan hanya masyarakat, dan jajaran penyelenggara Pemilu, tapi semua pemangku kepentingan bisa masuk di dalamnya untuk mengetahui perkembangan informasi termasuk menyampaikan informasi, dan laporan-laporan di aplikasi tersebut.

Koordinator Divisi Pencegahan Bawaslu Sulsel ini menuturkan selain aplikasi tersebut, ada juga aplikasi Sigap tentang laporan pelanggaran. Sedangkan untuk aplikasi Jarimu Awasi Pemilu ini secara umum untuk dijadikan sebuah informasi awal tentang pelanggaran yang terjadi.

"Karena biasanya masyarakat tidak mau datang langsung menyampaikan laporan itu (pelanggaran). Intinya, kalau kami jadikan temuan sebagai informasi awal, maka identitas pelapor tidak akan dimunculkan," ucap dia menegaskan.

Ia menambahkan semua orang bisa mendaftar untuk mendapatkan akun dan terbuka untuk umum menjadi pengawas pemilu. Sebab, aplikasi ini hadir lebih kepada pengawasan partisipatif bagaimana mengajak semua sama-sama menyampaikan edukasi termasuk menangkal hoaks dan ujaran kebencian.
Sejumlah perwakilan dari Bawaslu, KPU Sulsel, Kejati Sulsel, Polda Sulsel, Pemerintah Provinsi, organisasi mahasiswa bersiap foto bersama usai kegiatan Siaga Pengawasan Menuju Satu Tahun Pemilu 2024 di Aula Kantor Bawaslu, Sulsel, Jalan Andi Pangeran Pettarani Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (14/2/2023). ANTARA/Darwin Fatir.


Ketua KPU Sulsel Faisal Amir pada kesempatan itu menyampaikan sejauh ini penyelenggara terus berbenah dengan melakukan upaya pencegahan dalam bentuk sistem digitalisasi. Langkah yang dilakukan Bawaslu sudah tepat mengingat saat ini sudah jaman moderen.

"Saya melihat ada langkah preventif yang dilakukan. Sebenarnya, pelaksanaan Pemilu sudah menuju digitalisasi secara perlahan untuk mempermudah semua proses. Namun tinggal satu yang belum digitalisasi yakni penghitungan dan pemungutan suara," ujarnya.

Menurut dia, Pemilu 2024 masih dalam situasi rumit, karena memilih lima surat suara. Pengalaman Pemilu 2019, banyak jatuh korban dari penyelenggara sehingga ini menjadi catatan penting. KPU RI sementara terus menyusun cara untuk mempermudah semua proses tersebut. Semua ini dalam rangka memperbaiki proses Pemilu.

"Kita harus memperbaiki kapasitas dan fasilitas. Satu tahun ke depan kita harus mempersiapkan diri, menyatukan visi, menyiapkan semua tahapan sebaik-baiknya, dan tepat waktu. Tantangannya, diperhadapkan Pemilu dan Pilkada, serta seleksi anggota KPU, Bawaslu di masa tahapan," kata Faisal.

Di akhir kegiatan dilakukan penandatangan komitmen siaga pengawasan pada spanduk dari perwakilan pejabat Pemprov Sulsel Muhammad Firda, perwakilan Kejati Sulsel, perwakilan Polda Sulsel Kombes Pol Jamaluddin Farti, perwakilan Bawaslu Makassar, perwakilan organisasi kemasyarakatan, mahasiswa, pemuda dan jurnalis.
Baca juga: Bawaslu putuskan KPU Sulsel tak bersalah soal verifikasi parpol
Baca juga: Bawaslu Sulsel awasi proses rekrutmen PPK-PPS

 

Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2023