Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Pemerintah dan Adaptasi Kebiasaan Baru Reisa Broto Asmoro meminta masyarakat untuk melengkapi dosis vaksinasi COVID-19 agar laju kasus secara nasional tetap dapat terkendali optimal.

"Kondisi ini harus kita jaga dengan baik agar tidak ada lagi lonjakan kasus. Pandemi belum usai, agar pandemi tetap terkontrol dengan baik, salah satu upaya yang penting adalah dengan vaksinasi lengkap dan booster," kata Reisa Broto Asmoro dalam siaran Radio Sehat yang diikuti dalam jaringan di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan, kasus COVID-19 di Indonesia tetap terkendali meskipun kebijakan PPKM telah dicabut.

"Kondisi ini harus terus dijaga. Salah satu caranya adalah masyarakat mendapatkan vaksin dosis lengkap dan booster pertama dan kedua," katanya.

Baca juga: Reisa: Manfaatkan PeduliLindungi untuk cari akses booster terdekat

Reisa mengatakan, masyarakat harus mensyukuri situasi transmisi pandemi saat ini, karena penanganan di Indonesia sangat baik dan sejauh ini kondisi stabil, dan masyarakat bisa kembali beraktivitas di luar rumah.

Reisa mengatakan, masyarakat perlu tahu bahwa enam bulan setelah penyuntikan dosis lengkap, pasti ada penurunan antibodi. Oleh karena itu, butuh vaksin booster agar proteksi diri terhadap COVID-19 kembali meningkat.

"Ini penting sekali terutama untuk kelompok rentan. Itu sebabnya kalau sudah lengkap vaksin dua dosis, jangan lupa juga lengkapi dengan booster atau lanjutannya agar kita tidak mudah tertular dan menurunkan risiko perburukan akibat COVID-19," ujarnya.

Baca juga: Reisa: Vaksinasi booster kedua lansia ikhtiar akhiri pandemi COVID-19

Ia mengatakan, mulai 24 Januari, pemerintah menjalankan program vaksinasi booster kedua untuk orang berusia 18 tahun ke atas. Vaksin yang digunakan merupakan jenis vaksin yang telah memperoleh Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Reisa mengajak masyarakat memanfaatkan booster kedua sebaik mungkin. "Supaya kita bisa mengantisipasi COVID-19," ujarnya.

Dalam acara yang sama, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril mengatakan sebulan setelah PPKM dicabut, semua parameter epidemiologi menurun dan terkendali. Tidak ada lonjakan kasus, tidak ada penambahan kematian.

Berdasarkan survei Serologi Antibodi SARS-CoV-2 kepada 16.286 orang di 19 kabupaten/kota, sebesar 99 persen antibodi meningkat. Survei memeriksa darah untuk mengetahui tingkat antibodi.

Baca juga: 68,2 juta orang sudah terima dosis ketiga vaksin COVID-19

"Itu menambah keyakinan, meski pandemi belum berakhir tapi kita bisa mengendalikan," ujar Syahril.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023