Semarang (ANTARA) - Rektor Universitas Semarang (USM) Dr Supari mengatakan bahwa perguruan tinggi sebagai pusat pemikiran berperan penting dalam merawat nilai-nilai kebangsaan.

''Sebagai pusat pemikiran, kampus, termasuk USM, sesungguhnya punya peran penting dalam merawat nilai-nilai kebangsaan. Nilai-nilai itu, saya mengambil dari singkatan 'PBNU', yaitu Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945,'' kata Supari, di Semarang, Selasa.

Hal tersebut disampaikan Supari saat Dialog Kebangsaan Hari Pers Nasional 20223 tingkat Jawa Tengah yang mengusung tajuk "Mewujudkan Kampus Kebangsaan" di Gedung Ir Widjatmoko, Kampus USM, Semarang.

Supari menjelaskan bahwa kampus sesungguhnya merupakan kepanjangan tangan pemerintah untuk menciptakan generasi yang berketuhanan, mencintai, merawat, dan memajukan bangsanya.

Baca juga: Rektor USM: Masyarakat butuh pemberitaan edukatif jelang pemilu

Keberadaan kampus, kata dia, sangat sentral sebagai pusat pemikiran dan melahirkan mahasiswa yang memiliki wawasan kebangsaan dengan berakar pada Pancasila.

Menurut Supari, USM sudah memiliki statuta bahwa salah satu visinya adalah mencetak generasi yang memiliki kesadaran dan wawasan kebangsaan. Di Kampus Merdeka itu, bahkan ada unit kegiatan mahasiswa (UKM) bernama UKM Pengawal Ideologi Bangsa (PIB).

"Kami menyiapkan mahasiswa yang menguasai teknologi pada era 4.0 dan membentuk karakter Pancasila melalui UKM PIB. Saya mengajak mahasiswa untuk lebih mengedepankan spirit kebangsaan, ketimbang ke personal. Jadikan keberagaman di Indonesia sebagai kelebihan, keunggulan, dan keberkahan," ujarnya.

Ketua Pembina Yayasan Alumni Undip (YAU) yang menaungi USM Prof Sudharto P Hadi PhD mengatakan setidaknya ada dua hal penting yang bisa ditarik dalam dialog tersebut.

Pertama, tema dialog yang faktual dan penting, apalagi menjelang perhelatan Pemilu pada 2024.

Baca juga: FH USM jadi salah satu organisasi pemberi bantuan hukum warga miskin

Sudharto berharap di tengah fenomena politik identitas dalam pemilu, forum ini bisa memberikan wawasan kebangsaan kepada para mahasiswa sebagai calon pemimpin masa depan.

Urgensi kedua, kata Sudharto, tugas perguruan tinggi tak hanya meluluskan sarjana untuk memenuhi kebutuhan pasar dengan menyinkronkan antara dunia kerja dan kompetensi. Tetapi lebih dari itu, kampus menjadi pusat pemikiran untuk memberikan solusi terhadap persoalan-persoalan bangsa.

Pada kesempatan itu, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD yang bergabung secara "online" menyampaikan apresiasi kepada PWI Jateng yang melibatkan kampus untuk memberikan nilai-nilai kebangsaan kepada para mahasiswa dalam forum dialog.

Mahfud percaya bahwa media saat ini menjadi kekuatan besar, namun diingatkannya kembali apa yang disampaikan Presiden Joko Widodo dalam perayaan HPN 2023 bahwa tantangan media saat ini adalah membanjirnya akun-akun platform digital yang secara langsung "mencuri" ceruk media konvensional.

Baca juga: Setjen MPR ajak mahasiswa gunakan medsos gelorakan nilai kebangsaan

Oleh karena itu, kata Ketua Dewan Penyantun USM itu, Presiden Joko Widodo merancang "Publisher Rights" untuk melindungi keberadaan media arus utama dengan mewajibkan platform digital global untuk memberikan nilai ekonomi atas konten berita yang diproduksi media lokal dan nasional.

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023