Jakarta (ANTARA) - Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando mengatakan program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) menjadi salah satu solusi untuk pemulihan ekonomi pascapandemi COVID-19.

"Perpustakaan harus bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Karena perpustakaan adalah bangku pendidikan terakhir yang dapat mereka datangi untuk mendapatkan ilmu dan memperbaiki perekonomian keluarga," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan program TPBIS membuat perpustakaan bertransformasi menjadi tempat masyarakat mendapatkan pendampingan dan pelatihan keterampilan lunak berbasis bahan bacaan ilmu terapan guna menghasilkan barang dan jasa. Pelatihan dan peningkatan kemampuan untuk masyarakat menjadi penting, utamanya dalam meningkatkan perekonomian.

Sejak 2018-2022, program TPBIS telah melaksanakan pendampingan kepada 34 provinsi, 399 kabupaten/kota, dan 3.535 desa/kelurahan, bimbingan teknis kepada 1.804 staf perpustakaan daerah dan 2.196 pengelola perpustakaan desa, serta melatih 79 pelatih utama, dan 415 fasilitator daerah.

Baca juga: Perpusnas dan PWI bersinergi perkuat literasi masyarakat

Selama empat tahun berjalan, program TPBIS telah menyentuh 2.133.918 anggota masyarakat yang mengikuti 85.776 kegiatan pelibatan masyarakat di perpustakaan.

Ia menyebut para penerima manfaat program TPBIS memberikan respons positif setelah mendapatkan pendampingan di perpustakaan. Setelah memiliki keterampilan hidup, terbuka peluang membuat usaha mikro dan industri rumahan dalam mengatasi masalah ekonomi.

"Dan testimoni mereka tentang keberhasilan itu bisa berdampak sangat luas," kata dia.

Program TPBIS mendapat apresiasi dari Komisi X DPR RI. Anggota Komisi X Fraksi PDIP Rano Karno menekankan pembangunan manusia adalah prioritas utama. Untuk merealisasikannya, budaya literasi dan membaca masyarakat harus dibangun.

"Saya tidak bisa mengatakan saya besar, tapi saya bisa menjadi begini karena membaca," kata dia.

Begitu juga dengan legislator Golkar, Muhamad Nur Purnamasidi, menyebut program TPBIS telah menjawab kebutuhan masyarakat mengenai manfaat membaca.

"Ketika saya membaca, apa manfaatnya? Pertanyaan itu dijawab oleh Perpusnas dengan menghadirkan TPBIS. Perpusnas sudah berkreasi sampai offside, saya mengapresiasi itu," kata dia.

Baca juga: Bangka Barat-Perpusnas siapkan pojok baca digital di pelabuhan
Baca juga: Pustakawan harus menguasai berbagai ilmu pengetahuan

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023