Jakarta (ANTARA) - Pemerintah memiliki peran untuk membantu mengedukasi mengenai pentingnya gizi lewat berbagai inovasi dan intervensi, menggaungkan penyebarluasan informasi yang terstruktur, dan pemberdayaan agen-agen perubahan hingga ke tingkat terkecil di masyarakat, kata ahli pangan.

"Kita punya Hari Gizi Nasional yang bisa terus digaungkan lewat media-media massa ke seluruh lapisan masyarakat. Selain hal-hal yang sifatnya seremonial, kita juga harus berkolaborasi hingga tingkat terkecil dalam masyarakat agar teredukasi dengan baik soal gizi," kata Ketua Umum Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia, PERGIZI PANGAN Indonesia, Prof. Hardinsyah, di Jakarta, Rabu.

Hardinsyah mengatakan PERGIZI PANGAN Indonesia memiliki program webinar yang sejak tiga tahun terakhir konsisten memberikan edukasi kepada ratusan peserta. Organisasi itu juga berkolaborasi dengan tim penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di beberapa provinsi, yang bisa melibatkan 2.000 orang ibu-ibu.

"Ini tentu bagus sekali dan harus lebih dibumikan agar mencapai tingkat Posyandu, RT, dan RW. Di sinilah peran pemerintah menjadi penting karena memiliki infrastruktur seperti Puskesmas, kader-kader di Posyandu, atau pendamping di BKKBN yang bisa memberikan intervensi," kata Hardinsyah.

Baca juga: Kemenko PMK: Posyandu berperan strategis kampanyekan gizi seimbang

Pemerintah, Hardinsyah melanjutkan, juga bisa melakukan program inovatif seperti apa yang telah diterapkan di negara Singapura. Negara jiran itu sukses menerapkan program latihan khusus bagi anak-anak yang memiliki kelebihan berat badan di sekolah, yaitu pulang lebih sore karena ada latihan fisik.

"Di situ orang tua menyetujui dan tanda tangan. Maka, satu jam di akhir pelajaran, khusus bagi anak-anak yang kelebihan berat diberikan latihan fisik. Meskipun secara psikologi mungkin ada konflik karena orang nggak boleh dipisah-pisah, tetapi pemerintah di sana melakukan itu dan berhasil," paparnya.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melaporkan bahwa jumlah penderita diabetes anak di Indonesia mencapai 1.645 orang per Januari 2023. Kasus diabetes melitus tipe 1 pada anak-anak meningkat sebanyak 70 kali lipat sepanjang periode 2010 hingga 2023 mengacu pada laporan dari 13 kota di Indonesia.

Baca juga: Hindarkan anak konsumsi makanan cepat saji untuk cegah diabetes

Baca juga: Pantangan dan anjuran gizi pada anak dengan penyakit jantung

Baca juga: Kemenko PMK: Sosialisasi mengenai gizi seimbang terus diintensifkan

Baca juga: Pentingnya atasi stunting bagi warga sekitar TPA

Pewarta: Ahmad Faishal Adnan
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023