Keberadaan pabrik NPK PIM yang baru secara langsung menambah kemampuan negara dalam memenuhi kebutuhan NPK nasional menjadi sekitar 3,7 juta ton dari total kebutuhan yang diperkirakan mencapai 13,5 juta ton per tahun
Jakarta (ANTARA) - PT Pupuk Indonesia (Persero) berhasil menghidupkan kembali pabrik Pupuk Iskandar Muda (PIM) sehingga dapat menambah kemampuan negara dalam memenuhi kebutuhan pupuk NPK nasional.

Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman mengatakan, keberadaan pabrik NPK PIM yang baru secara langsung menambah kemampuan negara dalam memenuhi kebutuhan NPK nasional menjadi sekitar 3,7 juta ton dari total kebutuhan yang diperkirakan mencapai 13,5 juta ton per tahun, yang mana sebagian besar dipenuhi oleh produsen pupuk swasta dan produk impor.

“Kami sangat berterima kasih atas upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemerintah dalam hal ini Menteri BUMN Erick Thohir yang intens berkomunikasi dengan Kementerian ESDM, SKK Migas, dan pihak terkait lainnya sehingga pabrik Pupuk Iskandar Muda 1 beroperasi kembali dan mendapat suplai gas,” ujar Bakir dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Pembangunan pabrik NPK Pupuk Iskandar Muda gunakan teknologi terbaru

Pupuk Indonesia (Persero) berhasil menghidupkan kembali pabrik Pupuk Iskandar Muda (PIM) 1 yang sudah mati selama 1 dekade sejak 2012.

Dengan beroperasinya pabrik PIM 1, kata Bakir, kapasitas produksi urea terpasang Pupuk Indonesia Grup pun bertambah sekitar 570.000 ton per tahun.

Dengan beroperasinya PIM 1, maka turut melengkapi pabrik pupuk PIM 2 yang juga berkapasitas 570.000 ton per tahun. Dengan demikian, total produksi pupuk Urea pada PIM 1 dan PIM 2 mencapai 1,14 juta ton per tahun. Selain itu, Pupuk Indonesia juga menambah kapasitas produksi pupuk jenis NPK melalui pengoperasian Pabrik NPK PIM yang berkapasitas 500.000 ton per tahun.

Bakir menjelaskan bahwa pabrik NPK PIM ini adalah karya anak bangsa, karena mengadopsi teknologi proses milik PT Petrokimia Gresik yang juga anak usaha Pupuk Indonesia. Produksi NPK dari pabrik dengan nilai investasi sekitar Rp1,7 triliun ini akan memenuhi kebutuhan wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) dan Aceh.

Pabrik dengan investasi senilai Rp1,7 triliun ini akan memproduksi pupuk jenis NPK sekitar 500 ribu ton per tahun. Hasil produksi akan memenuhi kebutuhan pupuk wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) dan Aceh. Dengan begitu, kapasitas terpasang pabrik urea PT PIM sekitar 1,14 juta ton ditambah dengan pabrik NPK PIM 500 ribu ton per tahun.

Selain pengoperasian pabrik, Bakir mengungkapkan bahwa Pupuk Indonesia melalui Pupuk Iskandar Muda juga akan berkontribusi dalam memajukan perekonomian Aceh melalui pengembangan klaster industri hijau atau Green Industry Cluster (GIC) di KEK Arun. Salah satu upayanya dengan melibatkan PIM sebagai konsorsium BUMN Bersama PT Pertamina, PT Pelindo, dan PT Pembangunan Aceh (PEMA).

Konsorsium ini telah melakukan penandatanganan Head of Agreement (HoA) dengan Penyertaan Modal di PT Patriot Nusantara Aceh selaku Badan Usaha Pembangun dan Pengelola (BUPP) KEK Arun.

Pabrik PIM 1 yang memproduksi urea sempat berhenti beroperasi akibat tidak mendapat pasokan gas yang cukup terkait berhenti beroperasinya ladang gas Arun. Namun demikian, Pupuk Iskandar Muda sudah memperoleh pasokan 1 kargo LNG dengan volume 110.000 m3 dari Bontang dan 5 kargo per tahun dari BP Tangguh.

Baca juga: Menteri BUMN: Pabrik pupuk PIM tumbuhkan ekonomi masyarakat Aceh

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023