Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan RI menjajaki kerja sama pengembangan bioteknologi dan biosains di Indonesia melalui kerja sama dengan Takeda Science Foundation.

"Saya sangat antusias saat mengetahui bahwa Takeda Science Foundation telah memberikan dukungan beasiswa untuk program doktoral dan ilmuwan dalam bidang bioteknologi dan biosains di Indonesia selama 40 tahun, dan ini sangat luar biasa," kata Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin melalui siaran pers yang dilansir di Jakarta, Senin.

Takeda Science Foundation merupakan yayasan pemberi beasiswa asal Jepang untuk para ilmuwan asing dan tenaga medis.

Dukungan terhadap perkembangan bioteknologi dan biosains di Indonesia sudah berlangsung selama 40 tahun dan telah memberi dukungan kepada 173 dokter dan ilmuwan asal Indonesia untuk menimba ilmu di Jepang.

Baca juga: Kemenkes berkolaborasi dengan Jepang kembangkan industri farmasi

Baca juga: Kemenkes tambah kuota beasiswa untuk penuhi dokter spesialis


Menkes Budi menyampaikan kerja sama itu sejalan dengan upaya transformasi SDM Kesehatan di Indonesia.

Menkes Budi melihat adanya potensi kerja sama yang luar biasa untuk mendukung kemajuan perkembangan bioteknologi dan biosains di Indonesia.

“Apabila kami bisa menindaklanjuti dan memperluas hubungan kerja sama antara Indonesia dengan Takeda Science Foundation, terutama di bidang bioteknologi dan biosains, ini akan sangat luar biasa,” katanya.

Menkes Budi menginginkan adanya penjajakan kerja sama yang lebih dalam, salah satunya dengan mengetahui lebih jauh tentang universitas terbaik dan profesor terkemuka di Jepang.

Kemudian, mempertemukannya dengan para dokter dan ilmuwan di Indonesia sehingga dokter dan ilmuwan Indonesia bisa belajar dari Jepang, kata Budi menambahkan.

“Saya ingin mengetahui, apa saja universitas terbaik di Jepang dan bagaimana para profesor di sana melakukan penelitian di bidang bioteknologi dan biosains. Kemudian, saya ingin menghubungkan para dokter dan ilmuwan di Indonesia dengan para profesor dan Universitas terbaik di Jepang, sehingga mereka dapat belajar dari Jepang,” ujarnya.

Selain itu, Menkes Budi juga menyampaikan terima kasih dan apresiasinya untuk Takeda Foundation karena telah memberikan bantuan Fomepizole saat Indonesia mengalami krisis kesehatan penyakit Gagal Ginjal Akut pada Anak (GGAPA) beberapa waktu lalu.

Wakil Menteri Kesehatan Prof Dante Saksono Harbuwono merupakan salah satu penerima manfaat dari beasiswa Takeda Science Foundation pada dua tahun terakhir saat menempuh pendidikan doktoralnya di Yamanashi University, Jepang.

“Pada 2005, saya diberi kesempatan untuk mengejar gelar doktor di Universitas Yamanashi, Jepang. Sebagai penerima beasiswa Takeda Science Foundation, saya sangat berterima kasih karena telah mendukung dua tahun terakhir studi doktoral saya,” ujarnya dalam Perayaan HUT ke-10 Takeda Science Foundation di Jakarta, Minggu (19/2).

Baca juga: Kuota beasiswa kedokteran dan "fellowship" 2023 ditambah Kemenkes

Baca juga: Kemenkes dorong pertumbuhan dokter spesialis lewat beasiswa

 

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023