Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Nirlaba Pertanian CropLife Indonesia mengatakan, benih hasil rekayasa genetik (Bioteknologi) diperlukan untuk memperkuat ketahanan pangan nasional karena bisa meningkatkan produktivitas serta meminimalisasi penggunaan lahan.

"Benih bioteknologi meningkatkan produktivitas pertanian, sehingga petani bisa menanam lebih banyak walaupun lahan lebih kecil dari tahun-tahun sebelumnya," kata Manajer Bioteknologi dan Benih CropLife Indonesia Agustine Christela di Jakarta, Jumat.

Sebagai contoh dirinya menyampaikan selama tahun 1996-2020, secara global penggunaan benih bioteknologi dapat meningkatkan hasil produksi panen pada kapas dan jagung masing-masing sebanyak 14,5 persen dan 17,7 persen.

Sedangkan untuk di Indonesia, pihaknya mengasumsikan penggunaan benih jagung hasil rekayasa genetik di total luas lahan yang sama, dapat meningkatkan produktivitas petani sebanyak 10 persen per hektare, dengan total peningkatan pendapatan lebih dari Rp2 juta per hektare.

Ia mengatakan hal tersebut diproyeksikan berdasarkan data dari Kementerian Pertanian (Kementan) tahun 2023 yang mencatat rata-rata produktivitas jagung nasional sebanyak 5,8 ton per hektare.

"Rata-rata produktivitas jagung nasional sebanyak 5,8 ton per hektare, asumsi meningkatkan produktivitas 10 persen menjadi 6,38 ton," ujarnya.

Christela juga menyampaikan tanaman dan benih yang dikembangkan dengan ilmu bioteknologi aman untuk dikonsumsi, sehingga masyarakat tak perlu khawatir ketika menggunakan produk hasil dari rekayasa genetik tersebut.

Di samping itu Guru Besar Mikrobiologi dan Bioteknologi Molekuler Institut Pertanian Bogor (IPB) Antonius Suwanto menyampaikan, penggunaan benih bioteknologi sangat berpihak pada petani.

Menurutnya teknik rekayasa genetik pada benih tanaman pangan ditujukan guna mengurangi potensi kehilangan hasil panen para petani, sehingga penggunaan benih tersebut bisa menjadi strategi untuk memperkuat ketahanan pangan.

"Produk-produk bioteknologi pertanian seperti benih ini sangat berguna bagi petani kecil," katanya.

Baca juga: Syngenta luncurkan benih jagung bioteknologi pertama di Indonesia

Baca juga: Bioteknologi jadi solusi alternatif untuk penuhi kebutuhan pangan


Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2024