Bandung (ANTARA) -
Universitas Pasundan (Unpas) hingga saat ini telah mengukuhkan 27 guru besar, dan Rabu ini, Unpas mengukuhkan Prof. Dr. Lia Mulyawati, M.Si sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Kebijakan Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, di Aula Mandala Saba Lantai 8, Kampus II Unpas, Jalan Taman Sari No. 6-8, Kota Bandung.
 
Rektor Unpas, Prof. Dr Ir H Eddy Jusuf, Rabu, mengatakan dengan penambahan guru besar berarti menambah aset bagi Unpas. Khususnya di bidang Sumber Daya Manusia (SDM).
 
“Berarti jumlah kepakaran kompetensi yang ada di Unpas juga bertambah dengan 27 guru besar,” katanya.
 
Ketua Umum Pengurus Besar Paguyuban Pasundan, Prof. Dr. H. M Didi Turmudzi, M.Si dalam sambutannya mengatakan pengukuhan Prof. Lia menjadi guru besar menjadi sebuah contoh dan motivasi bagi dosen yang sedang berjuang saat ini.

Baca juga: Dosen dan mahasiswa Unpas ciptakan alat pemadam kebakaran portabel

Baca juga: Gubernur Jawa Barat minta Unpas respons dinamika sosial
 
“Kunci agar bisa meraih hal itu adalah niat, tekad dan semangat,” ujarnya.
 
Kepala LLDIKTI Wilayah IV Jawa Barat dan Banten, Dr. M. Samsuri, S.Pd. MT menuturkan bahwa guru besar merupakan jabatan akademik tertinggi dari seorang dosen.
 
Samsuri berharap setelah Prof. Lia menjadi guru besar bisa merangkul yang lainnya agar bisa menjadi guru besar juga dan tidak boleh pelit ilmu.
 
“Setelah jadi guru besar, produktifitas tidak boleh turun dan mendorong teman-teman yang lain untuk meningkatkan jenjang akademiknya,” ujarnya.
 
Sementara itu, Prof. Lia menyampaikan setelah dikukuhkan menjadi guru besar diharapkan menjadi kekuatan bagi Unpas. Sehingga menjadi lebih baik dan unggul.
 
“Sekarang saya telah dikukuhkan menjadi guru besar di Unpas yang merupakan menjadi kekuatan bagi lembaga untuk meningkatkan lebih lagi tentang keilmuan saya, memperkuat lembaga untuk lebih baik dan lebih unggul,” katanya.
 
Menurutnya, menjadi guru besar tidak mudah, perlu niat dan manajerial yang tinggi karena akan menghadapi berbagai tugas, apalagi ia merupakan seorang wanita dan sudah berkeluarga.
 
“Perlu mental yang kuat dan komitmen yang kuat untuk menghadapi semua kondisi yang tidak mudah seorang wanita jalankan. Kemudian, harus ada komitmen keluarga. Kalau sudah berkomitmen mengizinkan berarti harus ikut serta dalam mendukung segalanya,” kata dia.*

Baca juga: Aptisi sampaikan aspirasi terkait jalur mandiri PTN ke Presiden

Baca juga: Rektor Eddy terpilih jadi Ketua IKA Unpas Periode 2022-2027

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023