Malang (ANTARA) - Institut Français Indonesia (IFI) membuka peluang atau bersedia menghubungkan pimpinan Universitas Brawijaya (UB) dengan beberapa perguruan tinggi di Prancis dan pusat riset di negara itu, dalam rangka membangun kerja sama di berbagai bidang.

"Universitas Brawijaya sebagai universitas besar di Indonesia, bisa bekerja sama dalam hal pertukaran mahasiswa dan pertukaran dosen dalam pengembangan Tri Dharma Perguruan Tinggi, meliputi pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat," kata Direktur IFI Sandra Vivier saat melakukan kunjungan balasan ke Kampus UB di Malang, Jawa Timur, Rabu.

IFI melakukan kunjungan balasan ke SDGs Center UB dengan maksud menindaklanjuti pengembangan kerja sama untuk program percepatan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).

"Kita bisa mengembangkan kerja sama untuk program-program percepatan capaian tujuan pembangunan berkelanjutan, antara IFI dengan SDGs Center UB dan beberapa lembaga donor internasional," katanya.

Baca juga: Dinkes: Hasil uji lab temukan E Coli pada sampel makanan mahasiswa UB

Baca juga: Rektor: Iklim riset jadi tantangan terbesar UB wujudkan kampus AI


Sandra mencontohkan SDGs Center UB dapat bekerja sama dengan The Agence Francais de Developpement (AFD) dalam melakukan percepatan capaian 17 tujuan SDGs. Lembaga ini sudah bekerja sama dengan banyak negara, salah satunya adalah kerja sama Prancis dengan Vietnam.

Khusus terkait kerja sama Prancis dengan Indonesia, Sandra menjelaskan dalam pertemuan G-20 antara Presiden Macron dan Presiden Jokowi, pemerintah Prancis memberikan bantuan sebesar 250 juta Euro. Bantuan itu, salah satunya untuk mendukung percepatan program SDGs desa dan program pengembangan wisata warisan nasional (national heritage tourism).

Sebagai lembaga yang berkomitmen untuk percepatan pencapaian 17 tujuan SDGs, kata Sandra, AFD fokus pada beberapa program, antara lain terkait isu perubahan iklim, perdamaian, pendidikan, pembangunan desa, kesehatan, dan pemerintahan. Ada lebih dari 4.000 proyek yang tersebar di 115 negara.

"Ini sebagai bentuk komitmen masyarakat Prancis untuk ikut menyukseskan program SDGs, seperti percepatan pembangunan desa," katanya.

Ada empat isu besar yang menjadi prioritas AFD, yaitu efisiensi dan energi terbarukan (promoting renewable energy and energy efficiency), manajemen sumber daya alam berkelanjutan (sutainable management of natural resources), pelayanan publik (improving urban public services), dan konektivitas kelautan (anhancing maritime connectivity).

"Pada prinsipnya, kami sangat senang bisa bekerja sama dengan IFI," ujar Wakil Dekan II FISIP UB, Dr Imron Rozuli.

Sesuai dengan visi dan misi SDGs Center UB, Koordinator SGDs UB, Muzakki menegaskan bahwa kerja sama dengan IFI itu lebih disemangati oleh spirit INACOL (Innovation, Acceleration, and Collaboration) untuk mempercepat tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan, khususnya di wilayah pedesaan Indonesia.

Turut menerima kehadiran Sandra, Wakil Dekan II FISIP UB, Dr Ahmad Imron Rozuli, MSi, Koordinator SGDs UB, Dr Muhammad Muzakki, MSi, dan Sekretaris Dr. Lilik Wahyuni, beserta anggota Redy Eko Prastyo, MSi, Akmad Bustanul Arif, Ganecha Yudhistira, Fajaria Menur Widowati, dan Luly Prastuty.*

Baca juga: UB jajaki kerja sama dengan Kementerian Pendidikan Saudi Arabia

Baca juga: Polres Malang selidiki dugaan keracunan makanan ratusan mahasiswa UB

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023