Jakarta (ANTARA) - Yayasan Kanker Indonesia meminta Pemerintah Indonesia hadir dan lebih serius memenuhi empat hak milik pasien kanker untuk berobat sebagaimana disebutkan dalam Union for International Cancer Control (UICC).

“Seperti yang kita ketahui, UICC telah menetapkan bahwa ada empat hak yang harus diberikan pada pasien kanker,” kata Ketua Umum YKI Aru Wisaksono Sudoyo dalam Webinar World Cancer Day 2023 yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.

Ia menuturkan keempat hak pasien kanker yang harus dipenuhi negara, yakni pertama, pasien harus bisa mendapatkan data yang baik, kemudian pasien harus mempunyai akses kepada deteksi dini dan langkah preventif penyakit yang baik.

Hak ketiga adalah hak untuk mendapatkan pengobatan yang tepat waktu serta tepat guna, sementara hak keempat adalah hak pasien untuk mendapatkan perawatan yang bersifat variatif dan suportif.

“Kita bicara sekarang (harus fokus, red.) pada hak ketiga dan ini merupakan suatu implementasi dari upaya untuk mengecilkan gap atau mengecilkan kesenjangan pada akses pengobatan ini,” katanya.

Menurut Aru, pemerintah tidak boleh membiarkan kasus kanker ditemukan dalam kondisi stadium yang lebih parah sebab akan menyulitkan masyarakat mengingat kanker membutuhkan suatu pengobatan yang relatif mahal dan sulit untuk diakses.

Baca juga: YKI: Gaya hidup tak sehat sumbang faktor risiko kanker usus besar

Salah satunya seperti kanker Limfoma Hodgkin atau jenis kanker yang menyerang sistem kelenjar getah bening seseorang, di mana berdasarkan data dari Globocan 2020 sudah ada 1.188 pasien baru yang terdiagnosis Limfoma Hodgkin di seluruh dunia.

Sementara itu, angka kematian akibat Limfoma Hodgkin pada tahun 2020 mencapai 363 kasus. Sebagian besar pasien terdiagnosis Limfoma Hodgkin antara usia 15 hingga 30 tahun dan kelompok usia di atas 55 tahun.

Ia mengingatkan bahwa meski kanker Limfoma Hodgkin termasuk jenis kanker dengan angka kesembuhan yang besar, jika pasien tidak merespons untuk berobat bahkan tidak bisa mengakses pengobatan di lini pertama fasilitas kesehatan, maka pengobatan akan jauh lebih sulit daripada penanganan kanker rahim.

Oleh karenanya, ia mengajak baik pemerintah maupun pihak swasta untuk lebih memperkuat layanan kesehatan, supaya masyarakat bisa hidup lebih sehat di masa depan.

“Dalam rangka Hari Kanker Dunia 2023 ini, sangat penting pemangku kepentingan dan masyarakat bergandeng tangan dalam meningkatkan pengetahuan tentang kanker, mengatasi kesenjangan perawatan kanker dan mendorong pencegahan kanker, termasuk pada kesempatan ini,” ujar Aru.

Baca juga: YKI: Gejala kanker paru kerap tidak nampak pada stadium awal
Baca juga: Ketua YKI Kediri minta perempuan tak takut pap smear
Baca juga: MSD dan YKI luncurkan kampanye tingkatkan kesadaran tentang kanker


Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023