Sydney (ANTARA News) - Australia bersedia mengakui kedaulatan Indonesia atas Papua dalam perjanjian keamanan yang sedang disiapkan oleh kedua negara, Menteri Luar Negeri Alexander Downer menyatakan Minggu. Hubungan antara kedua tetangga menjadi sangat tegang menyusul keputusan Canberra pada Maret lalu memberikan visa sementara kepada 42 pencari suaka dari Papua setelah mereka tiba dengan perahu. Jakarta kemudian memanggil pulang dubesnya sebagai protes. Para pemimpin Indonesia dan Australia, dihadapkan pada gangguan paling serius dalam hubungan sejak Australia memimpin pasukan PBB untuk mengakhiri pertumpahan darah di Timor Timor setelah wilayah itu memilih lepas dari Indonesia pada 1999, merencanakan akan segera bertemu untuk membicarakan perselisihan tersebut. Downer mengemukakan kepada televisi Australian Broadcasting Corp bahwa kedua pihak sedang bekerja mematangkan persetujuan keamanan baru yang akan mengakui integritas teritorial setiap negara. "Kami telah selalu menyatakan dalam berbagai rancangan yang telah kami tetapkan, akan ada saling pengakuan terhadap integritas teritorial satu sama lainnya. Dan itu tentu saja akan mencakup pengakuan integrasi Papua dengan Indonesia," ujar Downer, seperti dilansir Reuters. "Kami akan merasa sangat bahagia dengan ketetapan di mana Australia secara formal mengakui integritas teritorial Indonesia." Keputusan Australia memberikan status pengungsi kepada 42 warga Papua membuat Jakarta menuduh Canberra mendukung gerakan kemerdekaan Papua. Ketegangan mereda Pembicaraan antara menlu kedua negara pada pekan lalu meredakan ketegangan, dengan Downer sekali lagi menegaskan Australia mengakui kedaulatan Indonesia di Papua. Menlu Hasan Wirayuda mengemukakan, Sabtu, perjanjian keamanan baru itu diharapkan akan menjamin Australia tak campur tangan dalam masalah dalam negeri Indonesia. Hasan mengatakan dubes Indonesia akan kembali ke posnya sebelum Perdana Menteri John Howard dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bertemu. (*)

Copyright © ANTARA 2006