Kami mengetahui bahwa ACWA Power Company telah berhasil mengembangkan proyek green hydrogen di Arab Saudi, dan ke depan akan terus mengembangkannya ke berbagai belahan dunia
Jakarta (ANTARA) -
PT Pupuk Indonesia mengkaji potensi pengembangan energi bersih bersama ACWA Power Company, perusahaan energi asal Arab Saudi yang sedang mengembangkan hidrogen hijau di berbagai negara.
 
“Kami mengetahui bahwa ACWA Power Company telah berhasil mengembangkan proyek green hydrogen di Arab Saudi, dan ke depan akan terus mengembangkannya ke berbagai belahan dunia. Saya rasa ini adalah sebuah perkembangan yang sangat baik,” ujar Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

Bakir juga mengatakan kerja sama ini juga melibatkan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III terkait pengembangan biomassa, yaitu bahan hayati yang juga dapat dijadikan sumber energi.
 
Kerja sama ini tertuang dalam Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani oleh Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman dengan Direktur Utama PTPN III Abdul Ghani, Global Head of Hydrogen and Executive Vice President (EVP) ACWA Power Company Andrea Lovato, serta disaksikan langsung oleh Wakil Menteri BUMN I Pahala N. Mansury.
 
Bakir mengatakan bahwa pengembangan proyek energi bersih bersama PTPN III dan ACWA Power Company ini dilakukan masing-masing pihak dengan pengembangan proyek yang berbeda-beda. Ini merupakan suatu hal yang baru, karena ACWA Power Company juga menginginkan sesuatu hal yang berbeda, tidak sekedar pengembangan green hydrogen saja di Indonesia.
 
Adapun ruang lingkup MoU dengan ACWA Power Company, Pupuk Indonesia akan mengkaji proyek green hydrogen termasuk produksi hilir green chemical seperti metana, metanol, dan ammonia, serta ruang lingkup pembangkit listrik.
 
Sementara dengan PTPN III, ruang lingkup kerjasamanya adalah pengembangan rantai pasok biomassa yang mencakup pengembangan biomethane, biomethanol, dan energi baru terbarukan berbasis karbon lainnya serta penyediaan karbon untuk Kawasan industri hijau atau Green Cluster Industry (GIC) di Lhokseumawe, Aceh.
 
Hidrogen hijau sendiri adalah hidrogen yang diperoleh dari sumber bersih tanpa emisi karbon. Dimana ACWA Power Company sedang mengembangkan proyek hidrogen hijau NEOM di Arab Saudi dengan kebutuhan energi hijau sebesar 40 GW dan merupakan salah satu proyek hidrogen hijau terbesar di Dunia. Selain itu, ACWA juga telah mengembangkan Noor Energy Project di UEA-Abu Dhabi yang merupakan concentrated solar power terbesar di Dunia, serta Shuaa Solar Power Energy Project.
 
Pupuk Indonesia sebagai salah satu produsen amoniak terbesar di dunia, dapat memainkan peran strategisnya dalam mendukung energi bersih melalui pengembangan hidrogen hijau di Indonesia. Terutama pengembangan blue ammonia dan green ammonia, di mana Pupuk Indonesia saat ini telah memiliki MoU dengan sejumlah perusahaan Jepang seperti Mitsubishi Corporation, Toyo Engineering, Mitsui, INPEX, IHI, Itochu, dan sebagainya.
 
Sementara amoniak adalah senyawa kimia yang dapat menjadi sumber energi bersih masa depan sekaligus sebagai media untuk mengangkut hidrogen atau hydrogen carrier.
 
“Pasar utama kami adalah Jepang, karena Jepang saat ini adalah satu-satunya negara yang memiliki komitmen tinggi untuk membeli 3 juta ton amoniak pada tahun 2030. Belum ada negara di dunia yang memiliki komitmen sekuat Jepang,” jelas Bakir.


Baca juga: PT Pupuk Indonesia menggelar Pusri Retail Academy
Baca juga: Program Makmur Pupuk Kaltim salurkan Rp2,9 triliun, didominasi sawit
Baca juga: Pupuk Indonesia salurkan bantuan sarana prasarana peternakan di Sumut

 

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023